Kamis 02 Jan 2014 13:20 WIB

Wapres: Pelaku Ekonomi Harus Antisipasi Politik 2014

Wapres Budiono
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wapres Budiono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Boediono menyampaikan ada empat faktor yang harus diantisipasi dan patut dicermati oleh pelaku ekonomi di Tanah Air pada tahun 2014 antara lain kondisi politik di dalam negeri.

"Ada empat faktor risiko yang menurut saya harus diantisipasi pelaku ekonomi yaitu, likuiditas global, harga minyak dunia, harga bahan pangan dan kondisi politik di dalam negeri," ujar Wakil Presiden (Wapres) RI Boediono dalam pidato pembukaan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis.

Wapres menjelaskan bahwa untuk faktor likuiditas global itu terkait dengan diputuskannya pengurangan stimulus keuangan (tapering off) Bank Sentral AS (the Fed) dalam bentuk "quantitative easing" (QE) meski iramanya belum jelas.

"Satu hal yang perlu digarisbawahi dari pengetatan likuiditas itu berbeda dengan yang kita alami pada tahun 1997-1998 dan 2008-2009, saat ini 'trigger'-nya bukan dari perusahaan finansial tetapi dari perbaikan ekonomi negara maju (AS)," papar Wapres.

Menurut Boediono, dalam mengantisipasi pengetatan likuiditas global, pemerintah cukup memiliki waktu untuk merespon, berbeda dengan tahun krisis sebelumnya yang cenderung belum siap. Lembaga keuangan, fiskal dan sektor riil sudah melakukan koordinasi cukup lama sehingga lebih siap menghadapi sentimen negatif.

"Postur posisi fiskal kita saat ini bagus, sektor keuangan juga menunjukan indikator yang baik. Berharap variabel fundamental makro ekonomi nasional berjalan tuntas untuk menghadapi likuiditas baru, kita siap menghadapi perubahan postur likuiditas ini," kata Wapres.

Terkait harga minyak, Boediono mengatakan bahwa posisi saat ini mendekati keseimbangan jangka panjang, namun itu semua tergantung dari geopolitik di beberapa negara penghasil minyak.

Di dalam negeri, lanjut Wapres, faktor produksi minyak perlu diamati dan dicermati serta konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional.

"Volume yang ditargetkan masih 'on track', kalau suatu saat butuh 'action' dengan cara pakem dari peningkatan konsumsi, pemerintah tidak akan ragu, harga minyak itu masuk dalam 'current account'," kata Boediono.

Terkait harga bahan pangan, Boediono mengatakan faktor itu masuk dalam "consumer price index" (CPI) nasional dan inflasi.

"Inflasi merupakan determinan utama yang masuk ke dalam pelaku keuangan, sangat penting untuk mengendalikan dan dikawal dengan baik. Pengalaman kita, harga bahan makanan tidak bisa diinsulasi di luar negeri, selalu berkorelasi sehingga harga di luar negeri juga penting untuk diamati," kata Boediono.

Sementara untuk faktor politik dalam negeri, Boediono memaparkan bahwa tahun 2014 yang merupakan tahun politik diharapkan dapat berjalan lancar dan aman.

"Pemilu 2004 dan 2009 diharapkan bisa berulang di 2014 sehingga berjalan dengan lancar dan aman. Itu impian kita, demokrasi berjalan dengan baik. Saya yakin di semester dua 2014 itu akan terbentuk 'political capital' yang cukup memiliki ruang, dan bisa dimanfaatkan pemerintah yang baru sebaik-baiknya," ucap Wapres.

Proyek Infrastruktur

Dalam kesempatan itu, Boediono juga mengatakan bahwa akan ada hal yang positif di tahun 2014 bagi Indonesia yakni mulai beroperasinya beberapa infrastruktur guna mendukung perekonomian Indonesia.

Ia mengemukakan bahwa proyek infrastruktur penting itu seperti pelabuhan udara, jalan tol dan arteri, jalur ganda rel kereta api Jakarta-Surabaya dan pelabuhan laut. Itu merupakan hasil kerja keras dari tahun-tahun sebelumnya.

"Ada Bandara Ngurah Rai di Bali, Kualanamu di Medan, Djuanda di Surabaya dan di Balikpapan akan segera beroperasi. Saya tahu ada banyak keluhan di airport yang sangat padat seperti Soekarno Hatta," ujar Boediono.

Menurut Wapres, kepadatan Bandara Soekarno-Hatta menunjukkan permintaan transportasi udara sangat luar biasa dan itu menunjukkan ekonomi Indonesia sudah mulai maju.

Boediono menambahkan untuk proyek infrastruktur jalan tol yang akan segera dioperasikan tahun 2014, yaitu jalan tol Bandara Kualanamu, serta akan beroperasinya jalur ganda Kereta Api Jakarta-Surabaya.

"Itu akan menurunkan biaya transportasi barang dan mengurangi beban dijalanan dan kecelakaan. Diharapkan memperlancar arus distribusi barang, terutama bahan pangan," jelas Boediono.

Sedangkan pelabuhan laut yang akan segera dioperasikan tahun 2014 diharapkan bisa meringankan kepadatan di beberapa pelabuhan besar seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

"New Priok Kali Baru akan mengurangi beban Tanjung Priok, Teluk Lamong akan beroperasi 2014 untuk meringankan Tanjung Perak," paparnya.

Boediono mengharapkan infrastruktur yang memadai akan mendongkrak minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga dapat lebih mendorong kegiatan ekonomi.

"Dengan sektor riil yang bergerak, sektor keuangan stabil maka pasar modal Indonesia juga dapat mencapai prestasi untuk tahun selanjutnya," kata Boediono optimis.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement