REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perekonomian Singapura menyusut untuk pertama kalinya dalam lima kuartal terakhir setelah pelemahan industri jasa dan manufaktur.
Pelemahan ini dinilai sebagai kontraksi jangka pendek sebagai akibat pemulihan ekonomi global yang menguat.
Produk Domestik Bruto Singapura turun menjadi 2,7 persen dalam durasi tiga bulan sampai 31 Desember dibandingkan dari kuartal sebelumnya, ketika perhitungannya diperluas direvisi 2,2 persen, kata sebuah pernyataan dari Kementerian Perdagangan Singapura itu dalam hari ini,
Ekonomi Singapura diperkirakan akan mendapatkan keuntungan tahun ini imbas dari pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa. Namun di lain pihak berbagai perusahaan di negara kota akan terus bergulat dengan meningkatnya biaya dan pembatasan penggunaan tenaga kerja asing yang murah.
Badan promosi perdagangan pulau itu mengatakan pada bulan November ekspor akan rebound pada 2014 setelah terkonstraksi tahun lalu.
Ini akan mengurangi tekanan pada bank sentral untuk mendepresiasi mata uang demi mendukung ekspor ke luar negeri.
"Permintaan eksternal akan membaik," kata Glenn Maguire, seorang ekonom yang berbasis di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, dilansir Bloomberg dikutip dari SF Gate.
"Bahwa kita akan melihat ekonomi AS, Jepang dan Eropa semua berkembang dan tumbuh positif pada tahun 2014, ini menunjukkan bahwa Asia, bukan hanya Singapura, harus memberdayakan potensi peningkatan produksi dan ekspor."