REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq meminta fungsi intelijen ditingkatkan. Caranya, dengan mensinergikan seluruh elemennya untuk mengantisipasi tindakan dan ancaman terorisme di Indonesia.
"Yang diperlukan sekarang adalah koordinasi dan sinergi penyelenggara intelijen negara terutama Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)," kata Mahfudz di Jakarta, Jumat (3/1).
Dia mengatakan, fungsi intelijen itu harus ditingkatkan dengan pendekatan pencegahan agar lebih efektif dalam menanggulangi terorisme. Pendekatan itu dianggap lebih produktif ketimbang pendekatan represif yang selama ini dilakukan.
"Tindakan represif tidak akan menghentikan terorisme namun memunculkan terorisme baru," ujar Ketua Komisi I DPR tersebut.
Mahfudz menilai, kinerja intelijen, khususnya kepolisian, sudah berjalan dengan baik. Namun fungsinya tidak harus ditindaklanjuti dengan represif penindakan hukum, seperti penggerebakan dan penembakan.
Menurut dia, data intelijen harus ditindaklanjuti dengan pendekatan pencegahan dan pendalaman informasi. Sehingga isu terorisme tidak berkepanjangan.
"Paling tidak intelijen kepolisian, BIN sebagai koordinator intelijen, BNPT dibantu BAIS bisa bekerja sama," katanya.