REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir satu bulan kecelakaan Commuter Line dengan mobil tanki BBM B 9265 SEH di perlintasan Bintaro Permai berlalu. Pihak kepolisian yang melakukan pemeriksaan lokasi untuk mencari penyebab kecelakaan belum bisa mengeluarkan pendapat tentang kronologinya.
Padahal, kepolisian lebih dahulu dalam memeriksa dibandingkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT sendiri sudah mengeluarkan penyebab kecelakaan versinya pada 30 Desember 2013 lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto sempat mengatakan akan mengeluarkan hasil pemeriksaan awal tahun 2014, namun hingga kini hasil tersebut belum juga keluar.
"Belum ya, belum keluar masih dikumpulkan," katanya sembari tersenyum, Jumat (3/12).
Ketika ditanya mengenai kendala yang dihadapi polisi, Rikwanto mengelaknya. Ia menjelaskan tidak ada kendala sedikit pun dalam pemeriksaan kecelakaan. Hanya saja, pihak kepolisian masih butuh waktu untuk menyusun hasil pemeriksaan tersebut.
Ketua Sub Komite Perkretaapian KNKT Eddy Sasongko menjelaskan, truk tangki B 9265 SEH dari arah Tanah Kusir ke arah Ceger melintas di pintu perlintasan 57 A km 16 + 974 Pondok Betung Jakarta Selatan. Di depan truk tangki tersebut ada dua buah sepeda motor yang searah tetapi menghalangi laju mobil tangki.
Pada saat truk tangki melintasi rel kereta api, dari arah St Pondok ranji meluncur KA KRL 1131 menuju St Kebayoran. Pertemuan antara truk tangki dan kereta api itu menyebabkan terjadinya tabrakan pada 11.15 WIB.
Tabrakan tersebut mengakibatkan mobil tanki terpental sejauh 30 meter dari titik tabrakan yang disusul dengan ledakan dan kebakaran. Sedangkan kereta pertama K1 1 1011 anjlok dengan posisi miring ke kanan sejauh 25 meter dari titik tabrakan dan terbakar.
Kereta kedua K1 1 1012 anjlok, sedangkan enam kereta lainnya masih tetap berada di atas rel. Selain rusaknya KRL dan truk tangki, tabrakan ini juga mengakibatkan rel bengkok sepanjang 15 meter, patahnya satu tiang listrik dan rusaknya jaringan listrik aliran atas sepanjang 80 meter.