REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- ODI, kelompok pemikir independen utama Inggris mengenai masalah kemanusiaan dan pembangunan internasional, membeberkan penyebab meningkatnya warga dunia yang mengalami kegemukan badan.
Menurut, Steve Wiggins, ahli di ODI, perubahan tersebut dapat disebabkan penghasilan yang lebih tinggi, gaya hidup yang lebih banyak duduk, lebih banyak pilihan makanan olahan dengan kepadatan energi tinggi dan iklan makanan cepat saji.
"Kelebihan berat dan kegemukan dapat menimbulkan sejumlah masalah, seperti penyakit, sakit jantung, stroke dan diabetes," kata Winggins kepada Xinhua, Sabtu (4/1) pagi.
"Ini semua adalah tragedi pribadi, tapi secara kolektif semua itu berarti hilangnya bakat dan hasil ekonomi, dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi."
Karenanya, ia menyarankan diperkuatnya berbagai upaya guna mencegah kecenderungan tersebut. "Informasi yang lebih baik dan pendikan mengenai makanan, barangkali pemberlakuan pajak pada makanan padat energi dan subsidi bagi buah serta sayuran," tuturnya.
Menurut Winggins, peraturan mengenai iklan makanan sampah (junk food) buat anak kecil harus dihilangkan. "Dan kepastian di sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah, makanan yang ditawarkan adalah makanan yang sehat. Gabungan tindakan semacam itu dapat membuat perbedaan," tuturnya.