REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Partai Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra meluncurkan kampanye pertama pada Sabtu (4/1) untuk mempersiapkan diri dalam pemilu kontroversial yang diboikot oleh oposisi dan demonstran anti-pemerintah. Dua kelompok itu bahkan mengancam 'melumpuhkan' Bangkok.
Partai Puea Thai mulai menggelar kampanye dalam upaya terpilih lagi sebagai pemenang pemilu dengan serangkaian panggung terbuka di kawasan utara dan pinggiran ibu kota.
Masa kampanye di Thailand diguncang dengan demontrasi berpekan-pekan yang kadang diwarnai kekerasan. Sejauh ini delapan orang meninggal akibat kekerasan dalam aksi dan 400 lainnya terluka.
"Saya yakin kampanye akan berjalan mulus - kami bukanlah mereka yang memicu konflik," ujar pemimpin partai Jarupong Ruansuwan. Ia menambahkan slogan pemilu akan mendesak rakyat untuk memilih 'demi menjaga demokrasi'.
Yingluck yang berkeras menolak mundur menyerukan pemilu setelah ia didesan dan ditekan oleh demonstran yang bersumpah menyingkirkkan semua pengaruh saudaranya -- mantan perdana menteri kontroversial, Thaksin Shinawatra. Oposisi di Thailand meyakini Thaksin mengendalikan partai adiknya dari pengasingannya di Dubai.