REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Perundingan tatap muka antara pihak-pihak yang berperang di Sudan Selatan ditunda. Hal tersebut memudarkan harapan bagi satu gencatan senjata untuk mengakhiri perang di negara itu.
Perundingan rencananya akan digelar di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, Sabtu (4/1). Michael Makuei, Menteri Informasi Sudan Selatan yang menjadi anggota tim delegasi pemerintah, mengatakan kedua pihak tidak akan bertemu pada Sabtu sampai satu agenda telah disusun oleh para perunding dan disetujui kedua pihak.
Hal serupa dikatakan oleh Yohanis Musa Fouk yang menjadi juru bicara dari tim pemberontak. Akan tetapi, Makuei mengonfirmasikan para pemimpin delegasi-delegasi bertemu sebentar pada Jumat meski perundingan tidak dimulai.
"Mereka bertemu," kata Makuei kepada AFP dan menambahkan tim-tim itu kini sedang menunggu untuk mendengar kemajuan yang dicapai dari para perunding yang berasal dari blok negara-negara Afrika Timur (IGAD).
"Para ketua dari dua delegasi perlu menyetujui satu agenda mungkin besok atau setelah besok," kata Pouk kepada AFP.
Ribuan orang dikhawatirkan tewas dalam pertempuran yang meletus sejak 15 September yang melibatkan pasukan pendukung Presiden Salva Kiir melawan satu aliansi pasukan milisi dan tentara pembelot yang dipimpin seteru Kiir yakni mantan wakil presiden Riek Machar.
Menteri Luar Negeri Ethiopia, Tedros Adhanom, Jumat menyatakan optimistis bahwa perundingan langsung akan dilaksanakan pada Sabtu setelah kedua pihak yang berseteru menghabiskan waktu sehari melakukan pertemuan terpisah dengan utusan-utusan khusus dari negara-negara regional itu.
Tetapi juru bicara kementerian luar negeri Addis Ababa, Dina Mufti, Sabtu mengatakan kedua pihak akan melanjutkan perundingan-perundingan.