Ahad 05 Jan 2014 02:50 WIB

Mesir Akan Gunakan Kekuatan Penuh Hadapi Ikhawanul Muslimin

 Seorang pengunjuk rasa pendukung Presiden Muhammad Mursi meneriakkan slogan  melawan militer Mesir dalam aksi unjuk rasa di dekat masjid Al-Nour di Kairo, Jumat (23/8).   (AP/Manu Brabo)
Seorang pengunjuk rasa pendukung Presiden Muhammad Mursi meneriakkan slogan melawan militer Mesir dalam aksi unjuk rasa di dekat masjid Al-Nour di Kairo, Jumat (23/8). (AP/Manu Brabo)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mesir pada Sabtu berjanji untuk menghadapi protes-protes Ikhwanul Muslimin dengan "kekuatan penuh," kata pejabat keamanan setelah 17 orang tewas dalam bentrokan nasional sehari sebelumnya.

Ikhawanul Muslimin, yang menuntut pemulihan kembali kekuasaan presiden terguling Mohamed Mursi, telah menyelenggarakan protes hampir setiap hari meskipun peruntukannya bulan lalu sebagai organisasi teroris.

Penunjukan ini mengakibatkan hukuman penjara yang keras bagi anggota yang ditangkap dalam demonstrasi atau memimpin gerakan Islam yang berpengaruh.

"Organisasi terus melakukan kegiatan-kegiatan kriminal meski sudah dicap sebagai kelompok teroris," kata pemerintah sementara, yang dilantik militer setelah menggulingkan Moursi Juli lalu, dalam sebuah pernyataan.

Negara "akan menghadapi kegiatan kelompok teroris ini dengan penuh

kekuatan," katanya.

Para pejabat keamanan sebelumnya telah mengangkat korban dari bentrokan Jumat antara polisi dan pengunjuk rasa Ikhwanul menjadi 17 tewas dan 62 terluka di seluruh negeri.

Polisi juga menangkap 258 tersangka demonstran, kata para pejabat.

Koalisi Islam yang dipimpin Ikhwanul Muslimin telah menyerukan peningkatan demonstrasi menjelang sidang kedua Moursi, yang dituduh menghasut membunuh para demonstran selama tahun bergolak kekuasaannya.

Pemerintah mengatakan, Ikhwanul Islamis berniat untuk mengganggu referendum 14-15 Januari mengenai konstitusi baru, yang pertama dalam serangkaian jajak pendapat yang mengatakan akan mengembalikan pemerintah terpilih pada akhir tahun ini.

Para kubu Islam telah diimbau untuk memboikot referendum.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement