REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Sebuah ledakan yang menewaskan duta besar Palestina untuk Republik Ceska pekan ini bukan kecelakaan, meskipun bertentangan dengan teori seorang pejabat.
"Yang pasti adalah bahwa itu bukan kecelakaan," kata Rana al-Jamal yang tinggal di kota Ramallah, Palestina, kepada surat kabar Dnes Ceska.
Ayahnya, Jamal al-Jamal (56 tahun), datang ke Praha sejak Oktober. Dia terluka parah pada hari Tahun Baru oleh sebuah ledakan di kediaman misi diplomatik Palestina.
Polisi Ceska telah mengeluarkan pembunuhan, bukan memajukan teori bahwa ledakan yang disebabkan oleh anti-pencurian perangkat keamanan Jamal itu adalah memanipulasi.
Mereka juga mengatakan senjata yang ditemukan di dalam misi itu tidak terdaftar dan melanggar perjanjian diplomatik.
Para pejabat Palestina telah memberikan pengakuan kontradiktif. Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki, menggambarkan kematian sebagai 'kecelakaan' disebabkan ledakan alat jebakan tua meledak jika dibuka dengan cara yang salah.
Namun juru bicara kedutaan Palestina mengatakan alat pengaman yang dimaksud adalah baru, sering digunakan, dan isi di dalamnya tidak berisi sistem anti-pencurian.
Putri Duta Besar mengatakan dia yakin bahan peledak itu diletakkan dalam tempat yang aman ketika misi diplomatik baru-baru ini pindah dari alamat yang berbeda di ibu kota Ceska.
"Sebuah motif politik atau lainnya mungkin berada di balik kematian ayah,'' kata Rana tanpa menjelaskan lebih lanjut. "Saya tidak tahu dan saya tidak akan menyebutkan siapa pun."