Ahad 05 Jan 2014 12:04 WIB

Cina Bentuk Tim Selamatkan Kapal Pemecah Es yang Terjebak

Kutub Utara
Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah membentuk tim untuk menyelamatkan kapal Xuelong, atau Naga Salju, yang telah terjebak gumpalan es terapung sejak kapal pemecah es itu menolong penumpang kapal Rusia yang terjebak di Kutub Selatan, Kamis (2/1).

Dinas Oseanik Negara (SOA), Sabtu (4/1), mengumumkan tim itu akan menyusun rencana penyelamatan dan melancarkan "semua upaya" untuk mengkoordinasikan operasi pertolongan, meskipun belum ada bahaya yang dihadapi penumpang kapal Xuelong --yang memiliki banyak bahan bakar dan pasokan makanan.

SOA juga memerintahkan departemen ramalan kelautan dan pusat meteorologi untuk menetapkan kumpulan dan analisis mengenai data meteorologi, sehingga informasi cuaca akan diperbarui dan disampaikan kepada Xuelong secara tepat.

Xueying 12, satu helikopter di kapal Xuelong, oada Kamis berhasil mengungsikan semua 52 penumpang di kapal Rusia MV Akadmik Shokalskoy, yang telah terjebak sejak Malam Natal, ke kapal pemecah es Australia Aurora Australis.

Namun, setelah operasi pertolongan tersebut, gerakan Xuelong sendiri terhalang oleh medan es yang mengambang.

Saat ini, Xuelong berada di 66,65 derajat Lintang Selatan dan 144,42 derajat Bujur Timur, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Kapal itu dikelilingi oleh gumpalan es terapung setebal empat meter dan berada sekitar 21 kilometer dari perairan yang tidak membeku, kata SOA.

Qu Tanzhou, Direkrut Lembaga Kutub Utara dan Kutub Selatan di SOA, mengatakan expedisi yang direncanakan oleh Xuelong tak bisa dihindari terpengaruh dan perubahan diperkirakan dilakukan bagi misi kapal tersebut setelah Xuelong menghadapi kesulitan.

Tim di kapal Xuelong, yang melakukan misi ekspedisi ilmiah ke-30 Cina ke Antartika, melakukan pertemuan pada Sabtu. Mereka percaya akan bisa menerobos kepungan gumpalan es terapung setelah mereka pada Kamis mengangkut penumpang melalui udara dari satu kapal Rusia yang terjebak.

Semua 101 orang di kapal Xuelong, atau Naga Salju, meliputi anggota awak, ilmuwan dan wartawan, melakukan bermacam tindakan guna menangani situasi itu.

Guna memastikan keselamatan kapal tersebut, Xuelong telah menciptakan "jalur ke luar dengan memecah es" sepanjang satu kilometer, dan menunggu cuaca yang mendukung untuk menerobos kepungan bongkahan es.

Wang Jianzhong, Kapten Xuelong, mengatakan Xuelong telah dikepung oleh gumpalan es yang terkumpul dengan cepat akibat angin kencang dalam beberapa hari belakangan. Ketebalan lapisan es mencapai tiga sampai empat meter.

Sulit bagi Xuelong untuk menembus es di daerah semacam itu --satu bongkahan es di depan dan satu lagi bergerak mendekat secara perlahan dari belakang. Guna menjamin keselamatan, kapal itu untuk sementara tetap berada di daerah tersebut dan menunggu kesempatan baik.

Xuelong dapat keluar dari kesulitan selama kapal itu bisa menerobos gumpalan es paling tebal sepanjang 3,7 kilometer, kata Wang. Namun penting bagi Xuelong untuk menemukan kesempatan baik untuk berlayar ke luar daerah tersebut dengan secepatnya melintasi bongkahan dan gumpalan es.

"Jika kapal itu terdampar terlalu lama, yang tentu saja sangat jarang, maka kami harus mengungsikan orang di kapal tersebut dan meninggalkan kapal itu di sana," kata Qu Tanzhou.

sumber : Antara/Xinhua/Oana
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement