REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sejumlah petani anggur di Negara Bagian Victroia merasa putus asa dengan industri anggur, dan pengamat mengatakan kondisi ini bisa menjadi refleksi apa yang sedang dihadapi Australia secara keseluruhan. Musim panen anggur di Victoria utara tinggal beberapa pekan lagi, tetapi sejumlah petani anggur sudah merasa kahwatir.
Menurut Phillip Engerfield, ketua kelompok Vintage Traders Australia, yang membantu penjualan hasil anggur, industri anggur sedang terancam."Industri anggur berada di posisi terburuk dalam sejarah, jika dilihat dari proses budi daya anggur," ungkap Phillip. "Bisa jadi akan banyak jumlah anggur yang tidak bisa dipanen," ujarnya, Senin (6/1).
Hal ini berawal pada bulan Desember lalu, saat tiga perkebunan anggur terbesar di Australia, Accolade Wines, Pernod Ricard, dan Treasury Wines Estate, memutuskan untuk memangkas biaya hingga 50 persen.Pemangkasan terbesar akan akan dialami oleh petani anggur jenis chardonnay dan muscat gordo.
Sementara itu, Direktur Eksekutif dari kelompok Petani Anggur Australia, Lawrie Standford mengatakan apa yang dirasakan oleh sejumlah petani anggur di kawasan Victoria tersebut akan menjadi refleksi dari yang dialami oleh industri anggur di Australia.Kebanyakan dari para petani anggur akan mengalami kesulitan untuk menutupi biaya produksi mereka."Tidak ada yang salah dengan minuman anggur ini karena kualitasnya sebenarnya bagus," tegas Lawrie. "Petani anggur sebaiknya tidak menyerah begitu saja pada kondisi ini, karena kesulitan akan dialami sampai beberapa waktu ke depan."
Menurutnya juga ada tanda-tanda positif yang bisa dipahami dari kondisi ini, namun para petani anggur belum bisa mendapatkan kepercayaan diri yang besar soal itu.
Nilai ekspor bertambah
Pada bulan Oktober lalu, laporan dari Wine Australia mengatakan kalau Australia mengekspor lebih banyak wine dengan harga tinggi. Manajer pengamat pasar Wine Australia, Peter Bailey mengatakan saat volume ekspor wine mengalami penurunan, tapi nilai ekspor wine justru bertambah.
"Penjualan wine yang harganya di atas $5 per liter telah meningkat pada tahun 2013, terutama untuk kelas wine yang ada pada harga $7,5 hingga $10 perliter," jelas Peter.
Amerika Serikat masih menjadi mitra utama ekspor wine Australia, tetapi kini ada juga penambahan yang cukup signifikan dari kawasan Asia, terutama Hong Kong dan China.