REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sangat berharap penanganan bagi penderita hydrocephalus masuk dalam layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Kemungkinan peluang ini masih terus dikaji oleh pemprov Jawa Tengah untuk membantu penderita hydrocephalus ini dalam mendapatkan layanan kesehatan yang semestinya.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di sela peresmian rumah singgah layanan hydrocephalus, Wisma Kasih Bunda, di Semarang, Senin (6/1). Menurut Ganjar, yang perlu dipikirkan dalam penanganan bagi penderita penyakit ini adalah, bagaimana mereka akan berobat dan pada masa kritis tersebut siapa yang akan menampung.
Makanya, lanjut Ganjar, dia terus mencoba mencari berbagai kemungkinan apakah bisa hal ini menjadi sebuah kebijakan publik untuk dijamin dalam layanan BPJS Kesehatan. Kepada pengelola wisma ini, Ganjar pun juga mengaku telah membahas kemungkinan mewacanakan semacam ‘dana abadi’ untuk menopang kebutuhan dalam pelayanan kepada penderita hydrocephalus ini.
Menurutnya, program layanan bagi penderita hydrocephalus ini layak mendapatkan penyaluran hibah dari pemerintah. Karena kegiatan yang telah dirintis rumah singgah Wisma Kasih Bunda ini benar-benar diperlukan bagi para penderita hydrocephalus untuk memperoleh penanganan.
“Karena untuk sementara baru hal-hal seperti inilah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk dapat berpartisipasi dalam penanganan penderita hydrocephalus,” tambah Ganjar. Selain persoalaan eksekusi meringankan beban penderita, tambah gubernur, hal yang penting dilakukan adalah membantu dalam mencegah penyakit ini sejak masa kehamilan.