REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hingga Selasa (7/1) siang, sejumlah jalan di wilayah Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah masih terendam banjir. Di beberapa titik, genangan air akibat hujan yang turun mulai Senin (6/1) siang hingga malam hari, masih mencapai ketinggian 30 hingga 40 centimeter.
Sejumlah kawasan dengan genangan air yang mencapai 40 centimeter terjadi di Tlogosari, kawasan Muktiharjo Kidul serta di ruas jalan Kaligawe.
Akibat genangan air ini, beberapa sekolah terpaksa harus meliburkan siswanya. Karena ruangan kelas masih tergenang air dan tak memungkinkan untuk kegiatan belajar.
“Anak saya, yang bersekolah di SDN Muktiharjo Kidul terpaksa diliburkan. Karena genangan air masih mencapai 30 centimeter,” kata Baskoro (37), warga Muktiharjo.
Selain SDN Muktiharjo Kidul, tak berjalannya kegiatan belajar mengajar juga dialami siswa- siswi SDN Kemijen, Kecamatan Semarang Timur. Sebagian lingkungan Kemijen ini juga masih terendam air. “Ketinggian air masih mencapai ketinggian 30 centimeter,” ungkap Adit (31) warga Kemijen.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah kawasan yang masih terendam air meliputi, Tlohosari, Perumahan Genuk Indah, serta sebagian wilayah Muktiharjo Lord an Muktiharjo Kidul. Beberapa perkampungan penduduk sepeti Karangkimpul, Sawah Besar, Kauman sebelumnya juga ikut terendam banjir.
Genangan air di jalan Kaligawe Raya yang terjadi hingga Selasa siang juga memicu kepadatan arus lalulintas. Khususnya di sekitar perlintasan kereta Api Kaligawe. Akibatnya jamak kendaraan roda dua yang terjebak genangan air hingga mati mesin. Beberapa kendaraan rendah seperti sedan juga maet akibat terjebak banjir.
Hal ini dimanfaatkan warga setempat untuk menawarkan jasa dorong dengan imbalan sukarela. Sebagian lagi juga menawarkan jasa bengkel. Khususnya jasa buka pasang dan pengeringan busi agar mesin kendaraan roda dua (sepedamotor bebek) dapat dihidupkan kembali.
“Lumayan, satu kendaraan untuk mengeringkan busi Rp 5.000,” kata Prasetyo (24), salah seorang warga yang menawarkan jasa ini.