REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Sekitar 10 ribu imigran Afrika menggelar aksi demonstrasi di depan gedung parlemen Israel, Rabu (8/1). Mereka menuntut diakui sebagai pengungsi dan memprotes kebijakan pemerintah yang melakukan penahanan dalam waktu lama.
Laman Al Jazeera melaporkan, jumlah demonstran diperkirakan mencapai sekitar 10 ribu orang. Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld mengatakan aksi massa imigran Afrika berjalan aman dan pihaknya terus melakukan penjagaan. Sebagian besar aksi dilakukan di luar gedung parlemen.
Informasi yang diperoleh, aksi para imigran Afrika sudah berlangsung selama empat hari. Diperkirakan, mereka akan terus menggelar aksi hingga tuntutannya dipenuhi.
Para imigran yang kebanyakan dari Sudan dan Eritria ini berdatangan ke Israel sejak beberapa tahun terakhir. Mayoritas dari para imigran keluar dari negaranya karena alasan untuk menghindari konflik dan mencari pekerjaan.
Di sisi lain, Pemerintah Israel secara tegas menolak berkompromi dengan para pengungsi. Bahkan, di akhir 2013 lalu pemerintah Israel menyetujui pemberlakuan hukum yang memperbolehkan pihak berwenang untuk menahan imigran tanpa visa. Laporan lembaga PBB mencatat sekitar 300 imigran ditangkap sejak peraturan itu diterapkan.