REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pejabat Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), sebagian besar menyetujui keputusan untuk mulai mengurangi program pembelian obligasi besar-besarannya. Mereka memprediksi pemulihan ekonomi dan perbaikan pasar tenaga kerja akan berlanjut.
"Sebagian besar anggota sepakat bahwa perbaikan kumulatif dalam kondisi pasar tenaga kerja dan kemungkinan bahwa perbaikan akan berkelanjutan menunjukkan bahwa Komite pantas bisa mulai memperlambat laju pembelian asetnya pada pertemuan ini," The Fed mengatakan dalam risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 Desember 2013 yang dirilis Rabu (8/1).
Beberapa menyatakan kekhawatiran tentang potensi pengetatan yang tidak diinginkan dari kondisi keuangan, jika pengurangan laju pembelian aset disalahartikan sebagai sinyal bahwa Fed kemungkinan akan menarik akomodasi kebijakan lebih cepat daripada yang telah diantisipasi.
Banyak pejabat Fed menilai bahwa bank sentral harus berjalan hati-hati dalam mengambil tindakan pertamanya untuk mengurangi laju pembelian aset dan harus menunjukkan bahwa pengurangan lebih lanjut akan dilakukan dalam langkah-langkah yang terukur. Ada juga diskusi meningkatkan pedoman ke depan tentang suku bunga jangka pendek.
Sementara beberapa menyatakan bahwa menurunkan ambang pengangguran dari 6,5 persen menjadi 6,0 persen bisa efektif menyampaikan niat Fed untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang panjang. Sebagian besar anggota FOMC sepakat untuk tidak membuat perubahan dan malah lebih suka untuk menekankan bahwa tingkat suku bunga ultra-rendah akan dipertahankan jauh melewati waktu bahwa tingkat pengangguran turun di bawah 6,5 persen jika proyeksi inflasi tetap stabil.
Inflasi yang rendah juga menjadi perhatian dalam pertemuan itu, karena banyak melihat kebutuhan untuk memantau perkembangan inflasi dengan hati-hati untuk bukti bahwa inflasi, yang sudah berjalan terus-menerus di bawah target dua persen, akan kembali ke target jangka panjang The Fed.
The Fed mengumumkan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan Desembernya bahwa pihaknya pada Januari akan mulai mengurangi pembelian obligasi pemerintah dan sekuritas berbasis KPR (mortgage) menjadi pada kecepatan 75 miliar dolar AS per bulan dari 85 miliar dolar AS per bulan.