Kamis 09 Jan 2014 13:02 WIB

Ketegangan Meningkat di Irak-Suriah, Yordania Siaga

Menlu Yordania, Nasser Judeh, bersama Menlu AS, John Kerry di Amman.
Foto: AP/Mandel Ngan, Pool
Menlu Yordania, Nasser Judeh, bersama Menlu AS, John Kerry di Amman.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Para pejabat Yordania pekan ini mengatakan tengah mengamati situasi di perbatasan dengan Irak dan Suriah, setelah satu kelompok menguasai sebagian daerah itu.

Dalam sidang di Majelis Rendah Parlemen pada Selasa (7/1), Perdana Menteri Jordania Abdullah Ensour mengatakan negaranya prihatin terhadap aksi teror dan mengikuti secara seksama perkembangan di Provinsi Anbar, Irak. Di sana tempat kelompok yang memiliki hubungan dengan Alqaidah menguasai sebagian wilayah yang berbatasan dengan Yordania.

Keamanan Yordania adalah bagian dari keamanan wilayah tersebut, kata Ensour selama sidang itu. "Aksi teror adalah masalah yang membuat Yordania prihatin," kata Ensour, seperti dilansir dari Xinhua, Kamis (9/1). Ia merujuk kepada kemunculan kelompok radikal di dalam wilayah Irak dan Suriah yang berbatasan dengan Yordania.

Di dalam satu wawancara dengan Stasiun Televisi Yordania, milik negara, Menteri Luar Negeri, Nasser Judeh, mengatakan Yordania siaga di bidang tersebut dan di tingkat politik. Ia merujuk kepada pertempuran di Irak dan perebutan kekuasaan oleh kelompok yang memiliki hubungan dengan Alqaidah atas beberapa kota kecil dan dampaknya terhadap kerajaan itu.

Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), yang merupakan satu faksi yang berkiatan dengan Alqaidah, saat ini telah menguasai Fallujah dan beberapa bagian Ramadi di Provinsi Anbar, Irak Barat, yang berbatasan dengan Yordania.

Pada Selasa, sebanyak 10 gerilyawan Alqaidah tewas dalam bentrokan antara jaringan tersebut dengan salah satu kelompok suku di Provinsi Anbar, kata beberapa sumber keamanan dan TV resmi Irak. Provinsi Anbar telah menjadi ajang pertempuran sporadis antara pasukan keamanan Irak, anggota suku, dan Alqaidah. Situasi keamanan memburuk diprovinsi tersebut pekan lalu, ketika polisi Irak melucuti lokasi protes anti-pemerintah di luar Ramadi, Ibu Kota Provinsi Anbar.

PBB, Rabu (8/1), memperingatkan situasi kemanusiaan kritis di Provinsi Anbar, Irak, yang telah menyaksikan bentrokan sengit dalam beberapa hari belakangan. "Berbagai lembaga PBB sedang berusaha mengidentifikasi kebutuhan rakyat dan mempersiapkan pasokan medis, makanan serta barang non-makanan untuk dibagikan jika jalan aman dapat diperoleh," kata Nickolay Mladenov, Wakil Khusus Sekretaris jenderal PBB untuk Irak, di dalam satu pernyataan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement