REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Persiter Ternate kesulitan untuk merealisasikan target mengikuti kembali kompetisi PSSI, karena tidak memiliki dana untuk mengontrak pemain dan pelatih serta operasional mengikuti kompetisi itu.
Sekertaris Umum Persiter Ternate Hasbi Yusup mengatakan untuk mengikuti kompetisi PSSI dibutuhkan dana minimal Rp 10 milia. Sampai saat ini Persiter belum mendapatkan sponsor untuk menyediakan dana sebesar itu.
Sebelum tahun 2008, Persiter Ternate selalu berkiprah dikompetisi PSSI, bahkan sempat lolos ke Liga Super PSSI, karena saat itu Persiter masih bisa mendapatkan sokongan dana melalui APBD Kota Ternate.
Tapi ketika tahun 2007 pemerintah melarang pemda membiayai klub sepakbola professional, menurut Hasbi Yusup, sejak saat itu Persiter tidak lagi mendapatkan dukungan dana untuk mengikuti kompetisi PSSI.
Persiter semula mencoba mencari sponsor dana dari sejumlah perusahaan yang ada di Malut, tetapi sampai saat ini tidak ada perusahaan yang bersedia padahal banyak perusahaan di daerah ini, terutama yang menggarap potensi pertambangan yang memiliki kemampuan untuk menjadi sponsor.
"Untuk sementara Persiter memusatkan pada usaha mencari bibit pemain yang berbakat, di antaranya melalui penyelenggaraan kompetisi Persiter dengan peserta SMA dan SMP di daerah ini serta kompetisi antarsekolah sepak bola," kata Hasbi di Ternate, Kamis (9/1).
Selain itu, Persiter telah mendirikan Akademi Persiter yang akan menjadi pusat pembinaan pemain muda berbakat untuk disiapkan menjadi pemain Persiter saat mengikuti kompetisi PSSI jika telah memiliki dana.
Ia menambahkan, Persiter ketika masih aktif dikompetisi nasional mampu melahirkan sejumlah pemain yang memperkuat timnas untuk kejuaraan internasional, seperti Fandi Mochtar, Rahmat Rivai dan Muhammad Sembiring.