REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pajak ekspor telah meningkatkan jumlah cadangan devisa Indonesia. Jumlah cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember meningkat 2,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan pada posisi November 2013. Cadangan devisa pada Desember 2013 tercatat sebesar 99,4 miliar dolar AS. Sebelumnya, cadangan devisa tercatat sebesar 97 miliar dolar AS.
Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs, mengatakan pajak ekspor dan hasil ekspor, utamanya ekspor minyak dan gas, meningkatkan cadangan devisa. "Hasil ekspor migas juga masuk ke cadangan devisa melalui fasilitas-fasilitas BI seperti Term Deposit valuta asing (TD valas)," ujar Peter, Kamis (9/1).
Ke depannya, ia meyakini cadangan devisa akan terus meningkat karena perbaikan ekonomi dunia. Negara-negara partner Indonesia akan mengalami perbaikan ekonomi sehingga ekspor dari Indonesia ke negara tersebut meningkat.
Selain karena pajak ekspor dan hasil ekspor, penjualan Surat Utang Negara (SUN) valas juga ikut menyumbang pada peningkatan cadangan devisa. Pemerintah telah melakukan transaksi penjualan SUN valas berdenominasi dolar AS seri RI0124 dan RI0144 sebesar 4 miliar dolar AS.
Total penawaran yang masuk untuk kedua seri mencapai 17,5 miliar dolar AS, sehingga terdapat oversubscription sebesar 4,4 kali. Transaksi ini merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia sebesar 25 miliar dolar AS.
Peter mengatakan akumulasi cadangan devisa akan memperkuat ketahanan sektor eksternal. Menurutnya, peningkatan jumlah cadangan devisa tidak terlepas dari respons kebijakan BI untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan agar turun ke tingkat yang lebih sehat serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.