REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies (Intrans) Saiful Haq menilai mencuatnya nama Hakim Agung Artidjo Alkostar sebagai calon presiden alternatif yang layak diusung pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang tidak mengejutkan.
''Artidjo Alkostar selama ini dikenal sebagai Hakim Agung yang tegas dalam memutus kasus-kasus korupsi di tingkat kasasi. Sepang terjang sebagai "jagal koruptor" merupakan bukti integritas dan kejujuran," ujar Saiful Haq, Jumat (10/1).
Menurut dia, Survei Intrans mengkonfirmasi munculnya nama Artidjo sebagai bukti bahwa kriteria capres yang jujur dan memiliki integritas melekat pada diri Artidjo.
"Menurut survey Intrans, September 2013 lalu, kriteria pemilihan presiden sangat tergantung pada tiga hal. Kedekatan dengan masyarakat, integritas dan kejujuran. Jokowi punya kiteria pertama. Munculnya nama Artidjo Alkostar dalam bursa capres tidak mengherankan," jelasnya.
Menurutnya, jika partai-partai berani mengusung dan Artidjo juga siap, Pilpres 2014 akan semakin dinamis.
"Mengenai peluangnya, saya pikir cukup besar. Tergantung pada partai pengusungnya dan juga ditentukan oleh hasil pemilu legislatif April 2014. Karena PDIP sendiri masih punya persoalan psikologis internal dalam mencalonkan Jokowi atau Mega," cetus Saiful.
Nama Artidjo Alkostar sebagai capres alternatif pertama kali dimunculkan oleh Board of Advisors CSIS, Jeffrie Geovanie. Menurutnya, kalau mau kreatif, di tengah kegamangan menghadapi Jokowi, seharusnya partai berani mengajukan capres alternatif seperti Artidjo Alkostar, yang sudah teruji hidup lurus dan jujur.
"Bukankah saat ini masyarakat merindukan figur seperti itu. Kita tunggu saja adakah partai yang berani mencapreskan Artidjo Alkostar. Kalau ada yang berani, maka partai tersebut akan melejit suaranya di Pemilu 2014," ungkap Jeffrie.