REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Untuk mencapai produksi gula pada musim giling 2014 bisa mencapai 470.588 ton, PTPN berupaya mendorong gairah petani tebu untuk menggarap kebun dan meningkatkan hasil dan kualitas panen.
Salah satu cara yakni PTPN mengagendakan jaminan pendapatan minimal bagi para petani binaan dan konsekuensinya petani diminta memasok tebu sesuai kelayakan giling, yakni manis, bersih dan segar.
"Tebu kotor, tidak cukup pasak dan tidak segar akan ditolak atau dikenakan penalti melalui rafaksi," kata Sekretaris Perusahaan PTPN XI, Adig Suwandi di Surabaya, Jumat (10/1)
PTPN XI juga memberikan dana talangan kepada petani selama gula dari bagi hasil dengan pabrik gula belum terjual sebesar harga patokan yang ditetapkan pemerintah, tanpa bunga dan biaya administrasi.
Selain itu, BUMN dengan bisnis utama gula itu juga memberikan bantuan benih dengan potongan harga 50 persen kepada petani yang bersedia melakukan pembongkaran keprasan dan menggantinya dengan benih dari varietas unggul (bongkar ratoon). Sementara 50 persen sisanya dibayar setelah giling usai.
"Insentif juga diberikan kepada petani yang bersedia menanam tebu dari varietas masak awal (umur kurang dari 11 bulan) sehingga dapat digiling pada periode awal giling pada Mei-Juli)," katanya.