REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kabar meninggalnya mantan perdana menteri Israel Ariel Sharon ditanggapi 'dingin' oleh warga Palestina yang selamat dari peristiwa pembantaian di kamp Sabra-Shatila, Beirut. Seperti dilansir Reuters, Sabtu (11/1), para korban selamat kamp Sabra-Shatila tidak menunjukkan rasa simpati atau belas kasihan atas kematian Sharon.
"Saya pribadi, sebagai saksi dan apa yang saya derita karena orang itu, saya hanya bisa katakan pergilah ke neraka dan api neraka Sharon dan mereka yang mirip dengan Sharon," kata Youssef Hamzeh, salah satu korban selamat.
"Kami telah menderita selama 32 tahun terakhir, ia menderita hanya delapan tahun," kata Milany Botros Alha Borje.
"Saya berharap dia bisa koma untuk 10 tahun lagi sehingga saya akan bahagia. Tapi, tidak ada yang bisa kita lakukan. Itulah kehendak Tuhan," tambah Milany.