Ahad 12 Jan 2014 01:49 WIB

Sharon: Saya akan Bakar Anak dan Perempuan Palestina

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Joko Sadewo
Ariel Sharon
Foto: EPA/Nati Harnik
Ariel Sharon

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sharon adalah tokoh penting bagi Zionis Israel. Dia memimpin Zionis Israel sejak 2001 sampai 2006. Dia juga adalah bekas petinggi militer Yahudi semasa upaya pengakuan dunia terhadap Israel.

Catatan sejarah mencatat, banyak riwayat hitam dalam dirinya selama menjadi petinggi militer. Pembantaian terhadap warga Palestina dan Lebanon juga Suriah semasa dia di militer juga bukan kabar yang sumir. Termasuk saat dia menjabat sebagai perdana menteri.

Kebiadaban Sharon juga pernah diakuinya sendiri. Pada suatu kesempatan dalam wawancaranya dengan Jenderal dan Menteri Pertahanan Israel Ouze Merham pada 1956, Sharon pernah bersumpah akan membakar semua masyarakat Arab dan Palestina di wilayah jajahannya.

“Saya tidak percaya yang namanya prinsip internasional. Saya bersumpah, akan saya bakar setiap anak yang dilahirkan di daerah ini. Perempuan dan anak-anak Palestina lebih berbahaya dibandingkan para pria dewasa, sebab keberadaan anak-anak Palestina menunjukkan bahwa generasi itu akan berlanjut,''kata dia.

Sharon menambahkan, ''saya bersumpah, sebagai seorang Israel bila bertemu orang Palestina, maka saya akan bakar dia. Saya akan membuatnya menderita sebelum membunuhnya. Dengan satu pukulan saya pernah membunuh 750 orang Palestina (di Rafah tahun 1956). Saya akan menyemangati prajurit saya agar memperkosa gadis-gadis Arab, karena perempuan Arab dan Palestina adalah budak untuk Yahudi. Kami dapat berbuat apa saja kepada mereka. Tidak ada yang boleh menyuruh kami. Justru kami yang memerintah mereka apa yang harus mereka lakukan.''

Tapi, sejak 2006 dia tidak lagi menjabat dan dipaksa pensiun lantaran penyakit. Sejak tahun itu, tubuhnya diisolasi khusus akibat ragam penyakit yang sulit teridientifikasi.

Tim dokter negara pernah mengatakan, Arik (nama akrab Sharon) mengalami stroke hebat dan Kelumpuhan total. Penyakit tersebut membuat darahnya membeku dan menumpuk pada bagian otak. Akibatnya, terjadi pembusukan organ-organ. Saat itu tubuhnya masih diisolasi khusus di Pusat Medis Sheba di Tel Aviv.

Sejak Rabu (1/1), kondisi laki-laki 85 tahun ini dikatakan gawat. Bahkan tim medis di pusat medis tersebut mengatakan, Sharon hanya tinggal menghitung hari. Tidak ada spekulasi apa pun dalam rekomendasi medis dari para dokter yang menangani penyakit misterius dalam tubuh Sharon.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement