REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Demonstran antipemerintah Thailand mulai memobilisasi diri di Bangkok, Ahad (12/1) sehari sebelum rencana 'shutdown' ibu kota. Mereka meningkatkan upaya untuk menggulingkan pemerintahan dan menghentikan rencana pemilu mendatang.
Thailand yang tengah mengalami turbulensi politik diguncang oleh demonstrasi oposisi selama pekan. Mereka menentang Perdana Menteri Shinawatra yang diyakini masih membawa pengaruh kakaknya, Mantan PM Thaksin ke pemerintahan.
Aksi massal itu pula yang mendorong Yingluck memutuskan untuk memajukan pemilu pada 2 Februari mendatang, sebagai upaya kompromi setelah ia menolak tuntutan demonstran untuk mundur.
Demonstran yang bersumpat untuk menggagalkan pemilu mulai mengepak properti dan peralatan di lokasi utama unjuk rasa di Bangkok. Mereka telah mempersiapkan tujuh titik di penjuru ibu kota pada Senin sebagai upaya menghadang arus lalu lintas menuju ibu kota.
"Kami harap semua akan berubah menjadi lebih baik keeseokan hari. Perubahan yang kami inginkan yakni melihat pemerintahan yang tidak lagi korup atau mereka harus mundur," ujar seorang demonstran yang hanya mau disebut Komol.