Selasa 14 Jan 2014 18:31 WIB

Gubernur: Syariat Islam Menjadi Panduan Berdemokrasi Saat Pemilu

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah
Foto: antara
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah

REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Gubernur Aceh Zaini Abdullah berharap komponen masyarakat di daerahnya untuk menjadikan Syariat Islam sebagai panduan berdemokrasi terutama pada Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif April 2014.

"Saya berharap seluruh komponen masyarakat Aceh, memperhatikan nilai etika dan moral serta menjadikan syariat Islam sebagai panduan berdemokrasi termasuk dalam Pemilu yang akan datang," katanya di Banda Aceh, Selasa.

Hal tersebut juga disampaikan gubernur pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Menurut gubernur, kesadaran berdemokrasi etis yang berlandaskan syariat ditandai dengan terciptanya situasi damai, aman dan kondusif dalam menjalankan Pemilu.

Rakyat tidak boleh merasa ditindas, karena penindasan dan pemaksaan adalah tindakan yang bertentangan dengan demokrasi dan Syariat Islam. Berikan kebebasan kepada masyarakat untuk menentukan pilihannya dengan rasa tanggung jawab, kata Zaini menambahkan.

Di sisi lain, gubernur menjelaskan rakyat juga harus diberikan pendidikan politik oleh para elit politik dengan betindak jujur, adil, tidak diskriminatif, saling menghormati satu sama lain serta tidak mengungkapkan keburukan dan kejelekan orang lain.

"Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa jangan sekali-kali kamu menjelekkan orang lain atau sekelompok orang, karena yang dijelekkan itu belum tentu lebih baik dari orang yang menjelekkannya," kata Zaini Abdullah.

Momentum peringatakan hari lahirnya Muhammad SAW perlu dicermati dan dijadikan pedoman, termasuk dalam berkampanye ke depan. "Saya mengajak kita semua untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan kedamaian yang telah terbangun selama ini," kata gubernur menambahkan.

Kedamaian yang tercipta di Aceh, menurut Zaini akan memperlancar pembangunan yang akhirnya menuai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Aceh. Jangan nodai kedamaian yang sudah bersemi di hati rakyat Aceh, dengan tindakan anarkhisme, teror, dan penganiayaan.

"Jangan kita usik situasi damai Aceh untuk kepentingan sesaat dan kepentingan sekelompok orang, tetapi jadikanlah kedamaian Aceh, sebagai pintu gerbang mewujudkan pembangunan lahiriyah dan batiniyah yang berasaskan Syariat Islam," demikian Gubernur Aceh Zaini Abdullah.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement