REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soal makanan dalam tahanan menjadi perhatian keluarga Anas Urbaningrum. Anas sejak Jumat lalu memang sudah meringkuk di rumah tahanan (rutan) dalam statusnya sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek di Hambalang dan atau proyek lainnya.
Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Ma'mun Murod Al-Barbasy memahami keinginan keluarga Anas. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu diminta untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang disediakan oleh pihak Rutan.
Meskipun, ia juga mengetahui, ada pihak yang menilai permintaan itu berlebihan. "Saya rasa keinginan sahabat dan keluarga Anas bukan hal aneh," kata Ma'mun dalam rilisnya, Selasa (14/1).
Ma'mun mencontohkan tokoh yang meninggal secara aneh dan misterius. Ia menyebut, filusuf Italia Galileo Galilei dari beberapa sumber dikabarkan meninggal karena diracun.
Ia juga menyebut aktivis Munir meninggal karena makanannya dicampur racun. Menurut dia, banyak yang menjadi contoh sehingga menimbulkan kekhawatiran. "Rasanya keinginan sahabat dan keluarga Anas tidak berlebihan," ujar dia.
Menurut Ma'mun, dalam dunia politik berbagai kemungkinan bisa terjadi. Termasuk, menurut dia, upaya pembunuhan melalui pemberian makanan. Karena itu, ia mengatakan, perhatian keluarga Anas terkait makanan itu sebagai bentuk kehatI-hatian.
"Ikhtiar agar tidak terjadi kejadian fatal yang menimpa Anas," kata dia.