Rabu 15 Jan 2014 15:33 WIB

Memfungsikan Masjid Sebagai Basis Kajian Politik

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Masjid di Arakan
Foto: onislam.net
Masjid di Arakan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fungsi masjid yang semakin terdegradasi hanya digunakan aktivitas ibadah menjadi keprihatinan berbagai Ulama di Tanah Air. Ini pula yang dirasakan salah satu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Ridwan.

Karenanya Cholil bersama beberapa tokoh masyarakat lain berupaya menghidupkan kembali fungsi masjid seperti masa Rasulullah sebagai basis kajian politik masyakat Islam. Cholil menamakan gerakan yang diinisiasinya ini dengan istilah Pengajian Politik Islam (PPI).

Ia mengungkapkan pengajian politik Islam yang berbasis di masjid ini didasari atas semakin sempitnya fungsi masjid di masyarakat. Sedangkan di sisi lain kesadaran partisipasi politik umat Islam kian lemah, akibatnya setiap perjuangan politik umat Islam selalu kalah dan tidak diperhitungkan.

"Pengajian politik Islam yang berbasis di masjid ini adalah upaya untuk memberikan pemahaman politik Islam yang benar kepada umat," ujar Cholil, Rabu (15/1). Saat ini aktivitas pengajian politik Islam yang diprakarsainya masih terpusat di Masjid Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan, setiap hari Ahad.

Ia mengungkapkan awal dibentuknya pengajian politik Islam ini pada 2012 lalu atas kekecewaan selalu kalahnya perjuangan politik umat Islam. Dari kekecewaan ini muncullah inisiatif dari para tokoh memberikan kajian politik yang benar sesuai Alquran dan Hadist kepada umat. "Kita sosialisasikan berpolitik adalah ibadah, karena ini bagian perjuangan umat Islam," ungkapnya.

Cholil mengungkapkan tujuan pengajian politik ini bukan untuk mengarahkan umat ke salah satu kelompok dan partai politik tertentu. Pemahaman politik yang disampaikan ini bertujuan menyatukan pandangan, pentingnya umat Islam berpartisipasi memilih calon pemimpin yang benar sesuai anjuran Alquran dan Hadist.

"Kita tidak mempermasalahkan perbedaan mazhab, kelompok, parpol dan ormas tapi kita ingin menyatukan kesadaran politik umat Islam," katanya. Cholil pun berencana memperluas kegiatan pengajian politik Islam ini di berbagai masjid di Indonesia dalam waktu dekat. "Terdekat akan kita adakan di Bandung."

Ia berharap dengan memperluas pengajian politik Islam ini, tidak hanya memberikan pemahaman politik Islam yang benar kepada umat. Akan tetapi juga mengaktifkan kembali fungsi masjid sebagai wahana pendidikan politik umat Islam terutama jelang pemilihan pimpinan nasional tahun ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement