Rabu 15 Jan 2014 16:51 WIB

BMOIWI Tingkatkan Kemampuan Daiyah

Rep: ani nursalikah/ Red: Damanhuri Zuhri
Seorang dai memberikan ceramah agama di masjid.  (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang dai memberikan ceramah agama di masjid. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) mengadakan upgrading syariah 2013.

Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya. Tema yang diusung Dengan Semangat Perjuangan dan Pengabdian Kita Tingkatkan Peran Perempuan dalam Mewujudkan Ketahanan Keluarga.

Ketua Presidium BMOIWI Azizah mengatakan, ada tiga hal dalam ketahanan keluarga yang disoroti. Ketiga hal tersebut, yakni bidang keagamaan, sosial budaya, dan pendidikan. “Ketahanan keluarga sangat perlu,” ujarnya, Senin (13/1).

Nilai dasar di dalam masyarakat, kata Azizah, dimulai dari keluarga. Nilai yang ditanamkan dalam keluarga, terutama kepada anak, akan menjadi pondasi dasar menjalani hidup yang teratur di masyarakat.

Ustaz Ahmad Yani sebagai pembicara menggarisbawahi mengenai aspek ketahanan keluarga yang harus dimiliki setiap keluarga.

Di antaranya, kemandirian nilai, ekonomi, tahan menghadapi goncangan keluarga, keuletan, dan ketangguhan dalam memainkan peran sosial, serta mampu menyelesaikan problem yang dihadapi.

Program tahunan ini diikuti 32 organisasi wanita tingkat pusat di seluruh Indonesia. Sebagian besar peserta adalah para penceramah atau daiyah yang biasa terjun ke masyarakat. Mereka diberi pelatihan bagaimana menyampaikan metode ceramah yang benar dan baik.

Menurut Azizah, sebagian besar penceramah di televisi tidak sesuai tuntunan Rasulullah, baik metode dan isinya yang terkadang tidak berdasarkan Alquran dan hadis. “Kebanyakan hanya menonjolkan aspek hiburannya saja.”

Padahal ceramah yang benar, sesuai yang dilakukan Rasulullah SAW adalah memberi kabar gembira dan bisa menumbuhkan rasa takut bila melakukan larangan Allah.

Dalam acara ini, para daiyah mempraktikkan kebolehan mereka dalam berceramah. Setelah itu, masing-masing akan dievaluasi. Hal tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan mereka untuk menyampaikan ceramah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement