REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pihak berpendapat, jika Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden, Gubernur DKI Jakarta itu bakal mengambil alih kursi Ketua Umum PDI Perjuangan. Artinya, Jokowi bakal mengubur klan Soekarno di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Namun, Sekretaris Jendral DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo memastikan kursi ketua umum tetap berada di tangan keluarga Bung Karno. Tjahjo membantah rumor kemungkinan Jokowi menggusur Megawati Soekarno Putri dari kursi ketum.
"Tidak mungkin Jokowi mengkudeta Bu Megawati," kata Tjahjo kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (15/1).
Tjahjo menyatakan, ada kebutuhan yang berbeda antara keputusan mencalokan presiden dengan keputusan memilih ketua umum partai. Dalam konteks ini, keluarga Soekarno dibutuhkan sebagai simbol perekat partai.
"Kita tidak bisa menafikan keluarga Soekarno adalah perekat soliditas partai," ujarnya.
Selain faktor soliditas, Tjahjo tujuan PDI Perjuangan dipimpin trah Soekarno guna melestarikan ajaran presiden pertama RI itu ke masyarakat. Maklum, selama era Orde Baru banyak ajaran politik Soekarno yang disalah tafsirkan penguasa.
"PDIP yang memperjuangkan pemikiran bung karno. Karena zaman orba ada manipulasi sejarah," ucap Tjahjo.