Rabu 15 Jan 2014 23:25 WIB

SBY: Ada Piagam Madinah, Indonesia Punya Pancasila

Rep: Esthi Maharani/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Yudhoyono
Presiden Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melihat kehidupan berbangsa dan bernegara yang dibangun Rasulullah SAW di Madinah, bisa menjadi inspirasi untuk Indonesia.

Apalagi, kondisi Madinah saat dibangun Rasulullah tidak jauh berbeda dengan Indonesia, utamanya soal pluralitas.

"Tatanan kehidupan yang dibangun Rasul bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun kehidupan serupa di negeri tercinta ini," katanya saat puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, Rabu (15/1).

Tatanan tersebut antara lain masyarakat yang plural tetapi bisa hidup damai dan harmonis. Hingga tatanan masyarakat dengan berbagai suku bangsa namun tetap bersikap santun dan beretika.

Jika di Madinah ada Piagam Madinah, maka Indonesia memiliki Pancasila dengan esensi yang hampir serupa. Menurutnya, Piagam Madinah telah berhasil mengubah yang semula berseteru, jadi tangguh dan bersatu. Mulanya tidak terpuji berubah jadi sarat dengan nilai panutan dan keunggulan.

Sejarah mencatat, masyarakat Madinah menjadi cahaya peradaban yang menerangi Arab di masanya. Di zaman Nabi Muhammad SAW itulah gambaran ideal yang dihendaki dalam ajaran Islam, yakni masyarakat yang dibangun atas fondasi tauhid dan landasan hukum yang adil sebagai landasan negara.

“Saat ini kita memiliki tugas sejarah untuk mencontoh tatanan masyarakat ideal sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Sebagai bangsa multi-budaya dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia harus mampu membangun kehidupan berbangsa yang adil, teduh, dan mengayomi,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement