Kamis 16 Jan 2014 09:23 WIB

Gedung Putih: Kesepakatan Minyak Rusia-Iran Bisa Picu Sanksi AS

Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat
Foto: Reuters
Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Sebuah kemungkinan kesepakatan antara Rusia dan Iran mengamankan minyak-untuk-pertukaran barang bisa memicu sanksi terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.

"Jika kesepakatan bergerak maju, itu akan meningkatkan kekhawatiran serius, karena akan menjadi tidak konsisten dengan ketentuan perjanjian P5+1 dengan Iran dan berpotensi memicu sanksi AS terhadap perusahaa-perusahaan dan individu yang terlibat dalam transaksi tersebut," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney kepada wartawan, Rabu (15/1).

Kantor berita Reuters pekan lalu mengutip sumber Iran dan Rusia yang mengatakan bahwa kedua negara sedang berunding mengenai pertukaran yang bisa memungkinkan Rusia membeli hingga 500 ribu barel minyak Iran setiap hari dalam pertukaran dengan peralatan dan barang-barang produksi Rusia.

Washington memperkirakan bahwa kesepakatan itu dilaporkan akan meningkatkan ekspor minyak Iran, yang telah dikurangi lebih dari separoh, menjadi sekitar satu juta barel per hari, dengan sanksi yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa atas program nuklir Teheran.

Kelompok P5 +1 yang terdiri dari para anggota tetap Dewan Keamanan PBB (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina) plus Jerman meraih kesepakatan dengan Iran pada November untuk penutupan program nuklir Tehran - dalam pertukaran untuk pelonggaran dari sanksi ekonomi yang melumpuhkan perekonomian Iran.

Barat takut program nuklir Iran bisa memungkinkan negara itu untuk membangun sebuah bom nuklir. Tetapi Iran mengatakan program nuklirnya adalah untuk kepentingan damai.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak Rabu (15/1) bertemu dengan Mehdi Sanaei, duta besar Iran untuk Rusia. Dihubungi oleh kantor berita Prime, seorang juru bicara Kementerian Energi menolak untuk mengomentari apakah kerja sama bilateral di sektor minyak juga dibahas dalam pembicaraan itu.

sumber : Antara/RIA Novosti-0ANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement