REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Seorang Muslim warga negara Kanada telah tewas saat berperang di Suriah, kata media Kanada, Rabu (15/1).
Mustafa al-Gharib (22 tahun) dieksekusi oleh pasukan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di tengah pertikaian oposisi. Siaran publik Kanada melaporkan, eksekusi itu dilakukan setelah dia terluka dalam pertempuran dan ditangkap faksi FSA di kota Aleppo.
Mengutip sumber tanpa nama di Suriah dan Kanada, Canadian Broadcasting Corporation (CBC) mengatakan, al-Gharib telah bergabung dengan Jabhat al-Nusra, kelompok pemberontak afiliasi Alqaidah yang terdiri para pejuang yang sebagian besar asing.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Kanada, seperti dilansir AFP yang dikutip Kamis (16/1), mengatakan, "Kami menyadari adanya laporan-laporan bahwa seorang warga Kanada telah tewas di Suriah. Kami mengikuti situasi dengan ketat."
Sementara pesan Twitter dari sumber yang belum dikonfirmasi dan mengaku memiliki hubungan erat dengan al-Gharib mengumumkan bahwa pemuda itu telah "dieksekusi oleh FSA", dan bahwa "ia tewas ketika mempertahankan dirinya dan saudara-saudaranya dari serangan FSA di Aleppo."
Lahir di Damian Clairmont, provinsi pantai Atlantik Kanada, Nova Scotia, al- Gharib pindah bersama keluarganya ke Calgary di Kanada Barat pada usia belia. Setelah orang tuanya berpisah, dia dilaporkan putus sekolah dan mencoba untuk bunuh diri dengan meminum obat antibeku sebelum masuk Islam dan meninggalkan negaranya ke Suriah pada akhir 2012.
Harian The National Pos mengutip perkataan ibu al-Gharib yang mengatakan bahwa dinas mata-mata Kanada menyelidiki anaknya itu. Dinas Intelijen Keamanan Kanada memberitahu kecurigaan bahwa anaknya itu pergi ke Suriah. Padahal, al-Gharib mengatakan akan ke Mesir untuk belajar bahasa Arab.
CBC mengatakan lebih dari 100 warga negara Kanada telah berperang di Suriah. Menteri Luar Negeri, John Baird, mengatakan bahwa kematian al-Gharib tidak mengejutkan dan diduga ada lebih dari satu warganya yang berjuang dengan oposisi di sana.