REPUBLIKA.CO.ID, GORONTOLO -- Sejumlah warga di Provinsi Gorontalo mengaku prihatin dengan adanya bencana alam, seperti banjir dan longsor yang terjadi di Kota Manado dan Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (15/1).
"Setelah mendengar adanya bencana banjir dan longsor di Manado, saya langsung menghubungi anak saya yang tinggal di sana," kata Yusuf, warga Kota Gorontalo, Kamis (16/1).
Menurutnya, salah satu anaknya yang sementara kerja di Manado, memiliki rumah atau tempat tinggal di kawasan rawan banjir Kecamatan Singkil."Setelah saya menghubungi melalui telepon seluler, ternyata anak saya sudah ikut mengungsi ke tempat aman, pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi bagi korban bencana," katanya.
Andi, salah satu warga Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo juga mengaku prihatin bencana yang terjadi secara merata di Kota Manado dan beberapa daerah lainnya, seperti Kota Tomohon serta Kabupaten Minahasa Selatan. "Saya berencana mau ke Manado menjenguk keluarga di sana, tetapi informasi terakhir bahwa beberapa jalur lalu lintas di wilayah itu telah putus akibat longsor," ujarnya.
Andi yang berprofesi sebagai petani ini, berharap keluarga yang tinggal di Manado dalam keadaan aman dan tidak mengalami langsung musibah itu.
Sebelumnya, Kota Manado dan beberapa daerah lainnya terus diguyur hujan dan angin kencang sejak beberapa hari terakhir, mengakibatkan sebagian besar wilayah itu mengalami banjir dan longsor.
Lokasi banjir terparah ada di Kecamatan Singkil, Tuminting dan Sario, dengan ketinggian sekitar dua meter, akibat meluapnya sejumlah daerah aliran sungai yang ada.