REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal seiring dengan banjir yang mulai surut. Menurut Taufik, semua sekolah di DKI saat ini sudah menyelenggarakan kegiatan pendidikan seperti biasa.
"Selasa lalu ada 40 sekolah yang terpaksa tutup karena banjir. Data terakhir hari ini sudah hampir tidak ada sekolah yang meliburkan siswanya," kata dia saat dihubungi RoL, Kamis (16/1).
Taufik mengatakan, siang tadi ia sudah mengunjungi SDN 05 Bidara Cina dan SD Assa'adah yang lokasinya sempat terendam banjir.
Menurut dia, SDN 05 sudah menggelar kegiatan belajar mengajar setelah sebelumnya sempat tutup selama tiga hari. Sementara SD Assa'adah baru akan menggelar kegiatan belajar esok. Sebab, saat ini pihak sekolah masih membersihkan gedung dari lumpur sisa banjir.
Meski demikian, menurut Taufik, masih ada siswa yang terkena dampak banjir sehingga belum dapat bersekolah. Mereka adalah siswa yang rumahnya masih banjir sehingga harus tinggal di tempat pengungsian.
"Padahal kita sudah instruksikan kepada sekolah untuk mengizinkan siswa belajar meskipun pakai baju bebas. Tapi rupanya orang tua menganggap bahwa anaknya lebih baik tidak sekolah dulu," jelas dia.
Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, ada juga sekolah yang terpaksa memindahkan kegiatan belajar mengajarnya. Seperti yang terjadi di SMA 8.
Gedung sekolah, jelas Taufik, sudah tidak banjir lagi tetapi listrik masih mati karena lingkungan di sekitar sekolah masih banjir. Akhirnya siswa belajar di gedung Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta yang lokasinya tak jauh dari sekolah.
Selain itu, kata dia, ada juga yang gedung sekolahnya yang dijadikan sebagai posko pengungsian. Seperti yang terjadi di SD Santa Maria Fatima di Jatinegara. Meski demikian, jelas Taufik, keberadaan pengungsi tidak mengganggu kegiatan belajar. Sebab, pengungsi tidak menggunakan gedung kelas, tetapi halaman sekolah.