REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH — Bupati Aceh Tengah Nasaruddin mengimbau masyarakat daerahnya untuk membudayakan kembali pengajian di masjid dan meunasah (mushalla) setiap malam usai shalat Maghrib. Hal ini sebagai bentuk kesungguhan dalam mengimplementasikan nilai-nilai syariat Islam di kabupaten itu.
“Hidupkanlah suasana malam hari atau ba'da Maghrib dengan pengajian-pengajian di meunasah dan masjid. Itu salah satu implementasi kita dalam mendukung pelaksanaan syariat Islam di Aceh,” katanya seperti dikutip Antara, Rabu (15/1).
Untuk terlaksananya pengajian ba'da Maghrib itu, Nasaruddin mengeluarkan surat edaran yang diharapkan dapat dilaksanakan masyarakat di daerah penghasil kopi jenis Arabika terbesar di Aceh itu.
Budaya pengajian ba'da Maghrib ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh para remaja dan pemuda. Sebab, mereka akan menjadi penggerak utama dalam menyemarakkan pengajian ba'da Maghrib di tengah-tengah masyarakat.
Nasaruddin lebih lanjut mengatakan, untuk mewujudkan generasi yang tangguh dan dapat diandalkan, diperlukan keikhlasan sebagai karakter utama.
Sebab itu, setiap pemuda diminta belajar dan bekerja dengan ikhlas di lingkungan masing-masing. “Setiap pekerjaan yang dilakukan harus dilandasi dengan keikhlasan dan keyakinan akan mendapat balasan yang setimpal,” ujarnya.
Para pemuda juga diharapkan selalu bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Sebab, semangat menunjukkan keseriusan dan kesungguhan sebagai modal utama dalam mencapai keberhasilan pada masa mendatang.
Pengajian ba'da Maghrib juga dicanangkan Gubernur Aceh Zaini Abdullah agar dapat diterapkan di seluruh Aceh. Hal ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan dan penegakan syariat Islam kafah (menyeluruh) di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.