Jumat 17 Jan 2014 03:41 WIB

Gelombang Tinggi Bikin Nelayan Karawang Tak Melaut

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Karta Raharja Ucu
 Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir membuat 80 persen dari 12 ribu nelayan asal Karawang, Jawa Barat, tidak melaut. Akibatnya, para nelayan mengalami masa paceklik, bahkan masa sulit itu diprediksi bakal berlangsung hingga bulan depan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Karawang, Tarpin Adinata, mengatakan, saat ini gelombang di Laut Jawa, tepatnya di perairan Karawang mencapai dua meter. Selain gelombang, angin yang berhembus sangat kencang.

Cuaca buruk ini, membuat nelayan tak bisa melaut. Sebab, mereka takut terjadi kecelakaan kerja saat cuaca seperti ini. "Sudah sepekan, nelayan kami tak melaut," ujarnya, kepada ROL, Kamis (16/1).

Beruntung, lanjut Tarpin, hingga kini belum ada kabar nelayan yang hilang. Namun, nelayan bersama keluarganya membutuhkan bantuan dari pemerintah. Seperti bantuan sembako. Sebab, selama cuaca buruk, mereka tak bisa ke laut untuk mencari ikan. Artinya, roda perekonomian para nelayan ini terhenti.

Guna mengantisipasi kerawanan sosial akibat nelayan menganggur, lanjut Tarpin, pihaknya telah berkirim surat untuk mengusulkan bantuan sembako. Surat tersebut, ditujukan ke Dinas Sosial setempat. "Mudah-mudahan, surat dari kami segera direspon," ujarnya.

Berbicara terpisah, Ketua Rukun Nelayan Pasir Putih, Kecamatan Cilamaya Kulon, Sahari, mengatakan, musim penghujan ini merupakan masa paceklik bagi nelayan. Karena, setiap harinya nelayan tak bisa melaut. Akibat cuaca buruk. Otomatis, penghasilan nelayan juga berhenti.

"Karena itu, kami meminta supaya ada bantuan sebagai stimulus untuk kehidupan nelayan," ujarnya.

Selain itu, nelayan juga ingin ada program keterampilan atau wirausaha. Supaya, di masa paceklik ini, nelayan tak hanya menggantungkan hidupnya dari bantuan. Melainkan, mereka bisa lebih mandiri lagi dengan modal keterampilan atau modal usaha.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement