REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry Kamis mengimbau oposisi Suriah yang terpecah untuk bergabung dengan perundingan perdamaian pekan depan. Ia juga menekankan mereka bisa menyuarakan setiap nama untuk kepemimpinan sementara.
"Menjelang pertemuan majelis umum koalisi oposisi Suriah besok, untuk memutuskan apakah berpartisipasi dalam konferensi perdamaian di Jenewa, Amerika Serikat mendesak pemungutan suara yang positif," kata Kerry dalam pernyataan kejutan kepada wartawan.
"Orang-orang Suriah harus mampu menentukan masa depan negara mereka sendiri, suara mereka harus didengar," katanya, menjelang konferensi perdamaian di Swiss yang an dibuka pada 22 Januari.
"Konferensi perdamaian Jenewa bukanlah akhir, melainkan awal. Peluncuran sebuah proses yang merupakan kesempatan terbaik bagi oposisi untuk mencapai tujuan rakyat dan revolusi Suriah."
Tujuan pembicaraan yang dipimpin PBB adalah untuk menemukan cara untuk melantik satu pemerintah transisi untuk membantu mengakhiri perang, di mana 130.000 orang telah tewas sejak Maret 2011.
Kerry mengatakan oposisi Suriah memiliki kekuasaan untuk memveto nama badan transisi, seperti halnya rezim Presiden Bashar al-Assad. "Setiap nama yang diajukan untuk kepemimpinan transisi Suriah nama-nama itu harus disepakati oleh kedua oposisi dan rezim. Itu harus menjadi kesepakatan bersama.
"Ini berarti bahwa setiap angka yang dianggap tidak dapat diterima oleh kedua pihak, apakah Presiden Bashar atau anggota oposisi tidak dapat menjadi bagian dari masa depan," tambah Kerry.