Jumat 17 Jan 2014 07:30 WIB

Cuaca Buruk Nelayan Buton Tidak Melaut

  Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaring di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Senin (13/1).   (Republika/Edi Yusuf)
Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaring di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Senin (13/1). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,BUTON--Ribuan nelayan Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara yang tersebar di sejumlah wilayah pesisir pantai di kabupaten tersebut tidak dapat melaut karena cuaca buruk yang melanda perairan laut di wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir.

"Sudah dua pekan terakhir kami tidak dapat melaut karena cuaca di laut sangat tidak bersahabat dengan para nelayan," kata salah seorang nelayan Pulau Kadatua, Buton La Zafiu (52) di Kadatua, Jumat.

Menurut dia, di wilayah perairan laut pulau Buton di bagian barat dalam beberapa pekan terakhir angin bertiup sangat kencang.

Akibatnya kata dia, gelombang laut di wilayah tersebut cukup tinggi, mencapai tiga hingga empat meter, bahkkan dalam kondisi tertentu ketinggian gelombang mencapai lima meter.

"Makanya, kita para nelayan Pulau Kadatua sebagian besar tidak melaut karena takut tenggelam dihantam gelombang laut yang sangat keras," katanya.

Banyaknya nelayan yang tidak melaut tersebut kata dia, menyebabkan warga Pulau Kadatua terpaksa datang membeli kebutuhan ikan di Pasar Ikan Wameo, Kota Baubau.

"Harga ikan di pasar Wameo cukup mahal karena stok ikan di pasar tersebut sangat terbatas. Ikan yang biasanya seharga Rp20 ribu, saat ini sudah harus dibeli dengan harga Rp50 ribu," katanya.

Cuaca buruk di Buton saat ini juga melanda di wilayah pesisir kecamatan Mawasangka dan sekitarnya.

Ratusan nelayan di wilayah Buton bagian tengah tersebut juga tidak dapat melaut karena setiap hari angin barat bertiup sangat kencang yang menyebabkan gelombang laut cukup tinggi.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement