REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Lebanon, Michel Suleiman, Kamis (16/1), mengutuk ledakan bom mobil yang mengguncang kota Bekaa timur Hermel menyebabkan kematian lima orang dan melukai sedikitnya 48 orang lain.
Michel Suleiman mengecam serangan bom mobil itu dalam sebuah pernyataan oleh kantor medianya, dan menyerukan seluruh kabinet yang mencakup semuanya untuk menghadapi kelompok teroris. "Ledakan teroris yang menargetkan kota Hermel hari (Kamis) ini adalah episode baru kriminalitas," katanya, seperti dilansir dari Xinhua, Jumat (17/1).
Kepala negara kemudian meminta tentara dan pasukan keamanan untuk mengintensifkan upaya mereka guna menangkap pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.
Perdana Menteri sementara Najib Miqati mengutuk serangan itu dan menugaskan Komite Nasional Penanggulangan Bencana dan Krisis untuk segera menindaklanjuti situasi dan mengambil tindakan yang diperlukan. Miqati mengatakan dalam satu pernyataan bahwa tindakan-tindakan terorisme bertujuan untuk menciptakan kerusuhan dan mempermainkan keselamatan dan kehidupan rakyat Lebanon.
Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Front al-Nusra di Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan dalam satu pesan di Twitter. Kelompok yang menamakan dirinya Front Al-Nusra di Lebanon, afiliasi Alqaidah Suriah, mengatakan mereka bertanggung jawab atas ledakan bom mobil mematikan pada Kamis di Lebanon timur, dalam sebuah pernyataan Twitter, menurut laporan AFP.
Kelompok yang sebelumnya tidak dikenal itu mengatakan serangan tersebut menewaskan tiga orang dan melukai 47 orang lain di Hermel, benteng gerakan Syiah Lebanon Hizbullah, dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri. "Dengan kasih karunia Allah, gempa telah mengguncang benteng partai Iran di Hermel, dalam serangan bunuh diri oleh salah satu singa dari Front Al-Nusra di Lebanon," kata pernyataan yang diposting di Twitter.
"Serangan itu diunggah dalam menanggapi kejahatan partai terhadap anak-anak, perempuan dan Sunni di Suriah," tambahnya. Hizbullah yang didukung Iran mengumumkan pada Mei bahwa kelompok berjuang bersama dengan pasukan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Front Al-Nusra adalah kelompok utama pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan rezim Bashar. Ia adalah jaringan Alqaidah di Suriah dan didaftar oleh Amerika Serikat sebagai organisasi teroris. Hal ini tidak Jelas apakah Front Al-Nusra di Lebanon memiliki kaitan ke kelompok pemberontak Suriah.