REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Bangkok membantah telah melakukan serangan pada para demonstran pada Jumat lalu. Serangan bom tersebut telah melukai 36 demonstran. Kepala Demonstran, Suthep Thaugsuban, menyalahkan pemerintah atas insiden tersebut.
Juru Bicara Partai Puea Thai, Anusorn Iamsaard, mengatakan, gerakan yang dibuat para demonstran adalah hal yang sia-sia.
"Mereka gagal melumpuhkan kota. Oleh karena itu, mereka melakukan taktik lain, termasuk berpura-pura diserang dan menyalahkan pemerintah," ujar Anusorn.
Menteri Luar Negeri Bangkok, Surapong Tovichakchaikul, mengatakan bahwa pemerintah tinggal menunggu waktu untuk kembali mengontrol pemerintahan.
"Segera. Kami akan mulai melakukan sesuatu," ujat Surapong.
Juru Bicara Surapong, Sek Wannamethee, mengatakan pemerintah tidak akan meninggalkan kantor walaupun ada ledakan.
Protes yang dimulai sejak November dilakukan secara damai hingga kemarin. Demonstran menyalahkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra telah melakukan korupsi. Mereka meminta Yingluck untuk mundur dari pemerintahan.
Dukungan yang kuat dari pemilih telah membantu Thaksin memenangkan setiap pemilu sejak 2001. Partai Yingluck, Puea Thai, yakin akan kembali memenangkan pemilu. Tetapi demonstran dan partai oposisi memboikot penghitungan suara bulan depan. Mereka mengingingkan agar perdana menteri segera turun.