REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga saat ini belum dapat menemukan kapan puncak hujan tertinggi terjadi di wilayah Jakarta.
"Puncak hujan tertinggi belum kita temukan. Memang kemarin ada catatan di beberapa wilayah curah hujan cukup tinggi," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Mulyono Prabowo di Jakarta, Sabtu (18/1).
Untuk wilayah Jakarta, katanya, intensitas curah hujan tertinggi yang pernah tercatat oleh BMKG, yaitu 360 milimeter per hari pada 2007 di Pondok Betung Jakarta Selatan.
"Kemarin masih di bawah 200 milimeter per hari. Secara umum, curah hujan cukup tinggi untuk Jabodetabek, hari ini saja tercatat 70-80 milimeter per hari, tapi ada beberapa titik tercatat 150 milimeter," kata dia.
Ia mengatakan curah hujan 0-20 milimeter per hari masih dikatagorikan hujan intensitas ringan, di atas itu masuk kategori hujan intensitas sedang. Ia mengatakan curah hujan 50-100 milimeter per hari merupakan hujan lebat dan di atas 100 milimeter sangat lebat.
Sebelumnya BMKG memperkirakan curah hujan yang turun pada puncak musim hujan 2014 paling tinggi 140 milimeter dan juga merata di wilayah Jabodetabek dengan rata-rata curah hujan 100 milimeter.
Kondisi itu, katanya, disebabkan angin baratan atau Monsun Asia masih aktif yang mengakibatkan pertemuan angin memanjang dari Sumatra bagian selatan, Jawa, hingga Nusa Tenggara.
Pantauan bibit badai tropis atau pusat tekanan rendah yang akan tumbuh di wilayah Indonesia bagian selatan, memperlihatkan potensi hujan lebat selain terkonsentrasi di Jabodetabek juga di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
BMKG memprediksi curah hujan masih tinggi hingga sepekan ke depan.
"Untuk itu diimbau mewaspadai banjir akibat air permukaan dan pasang air laut," katanya.