REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Kepolisian Australia terpaksa menerjunkan pasukan anti huru hara untuk menangani perkelahian massal yang melanda kawasan pusat bisnis di Sydney pada Sabtu malam (18/1). Kerusuhan yang diduga dipicu kejahatan terkait pengaruh minum-minuman keras (miras) itu terjadi ditengah keprihatinan atas maraknya kekerasan seperti itu di kota tersebut.
Perkelahian massal di Sydney antara lain terjadi di Angel Place, di belakang Ivy Bar dan kemudian merembet ke Jalan George. Perkelahian ini sempat memblokir lalu lintas di kawasan itu sepanjang Ahad dini hari (19/1).
Petugas kepolisian dilaporkan telah membekuk dua orang untuk meredakan kekacauan dikawasan itu."Mereka ditahan oleh petugas ketertiban umum dan pasukan anti huru hara dan kemungkinan akan dijerat dengan pasal pelanggaran perilaku ofensif," kata Inspektur Stewart Leggat.
Perkelahian massal lainnya juga terjadi di lapangan World, satu kilometer dari Angel Place. Saksi mata menyatakan polisi terpaksa menembakan semprotan air paprika untuk menghentikan kerusuhan.
Sementara itu, seorang pria dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri di Jalan Sussex dekat pasar Haymarket. Korban lainnya adalah seorang pria berusia 21 tahun yang terkena luka ringan berupa pukulan dibagian kepalanya ketika keluar dari hotel tempatnya menginap.
Sebelumnya pada Sabtu malam seorang pria juga telah dilarikan ke rumah sakit setelah terkena tikaman di bagian kepala di kawasan Redfern.
Inspektur Leggat mengatakan perkelahian massal seperti ini biasanya dipicu oleh pengaruh minum-minuman keras. Hal serupa pernah juga tejadi sebelumnya."Kejadian ini sangat tipikal terjadi di hari Kamis, Jum’at , dan malam minggu, “ katanya.
Ini merupakan malam kedua terjadi perkelahian massal di Sydney. Kepolisian pada Sabtu dini hari juga menangani perkelahian di sejumlah tempat di Sydney. Terkait insiden perkelahian massal terakhir ini, Pemimpin Oposisi Federal, Bill Shorten mendesak pemerintah federal untuk mendanai kampanye “Satu Pukulan Bisa Membunuh” yang dibintangi petinju Danny Green.
Iklan layanan masyarakat itu sudah dibuat lebih dari satu tahun lalu menyusul terjadinya penyerangan di Perth, tapi Shorten mengatakan pemerintah haris membayar penayangan iklan tersebut di TV nasional.
Shorten telah menulis kepada PM Tony Abbott dan meminta beliau mempertimbangkan penggeluaran anggaran untuk penayangan iklan tersebut.
Dalam suratnya, Shorten menggambarkan Green sebagai sosok panutan kaum muda dan belakangan ini kejahatan yang dipicu oleh pengaruh alkohol semakin memprihatinkan.
Perkelahian massal ini terjadi setelah sebelumnya survey menunjukan kalau warga New South Wales memiliki tingkat ketakutan yang tinggi terhadap kejahatan yang dipicu oleh pengaruh minum-minuman keras.