REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebelum bukunya resmi diluncurkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin akan ada komentar negatif dan nyinyir. Namun, ia tetap melanjutkan untuk peluncuran buku setebal 894 halaman.
“Saya telah memilih opsi dan telah memutuskan. Lebih baik saya menerima saja komentar miring seperti itu, dari pada saya harus menyia-nyiakan kesempatan sejarah untuk menulis sesuatu, yang saya yakini akan berguna bagi banyak pihak,” katanya akhir pekan lalu.
Ia menjelaskan buku tersebut ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Buku tersebut ditulis Presiden SBY dengan menggantungkan harapan agar pengetahuan dan pengalamannya yang dituliskan bisa berguna. Terutama bagi para calon-calon pemimpin dan calon presiden mendatang.
“Saya berharap, melalui buku ini pula, bagi yang ingin mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia, akan lebih mengetahui serba-serbi dan lika-liku kompetisi politik dalam pemilihan umum yang keras dan melelahkan,” tulis Presiden SBY dalam pengantar buku setebal 894 halaman ini.
Buku tersebut ia persembahkan kepada Presiden Indonesia mendatang agar apabila mengalami tantangan, ujian dan cobaan seperti halnya yang ia alami, beliau akan jauh lebih siap.
Buku ‘Selalu Ada Pilihan’ ditulis sedikit demi sedikit selama lebih dari satu tahun, di sela-sela kesibukan Presiden SBY menjalankan tugas pemerintahan dan kenegaraan di dalam dan luar negeri. Dalam pengantar buku ini, Presiden menegaskan buku ini bukan memoar dan bukan pula otobiografi.
“Melalui buku ini saya ingin berbagi --bukan menggurui. Untuk memotivasi dan menyemangati, bukan untuk menakut-nakuti. Dengan niat yang baik, saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menjalani kegiatan politik di negeri tercinta ini,” tulis Presiden.
“Juga pengalaman dalam mengikuti pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden, baik di tahun 2004 maupun di tahun 2009. Yang tidak kalah penting adalah juga apa yang saya rasakan, lakukan dan alami ketika menjalankan tugas sebagai Presiden selama lebih dari 9 tahun ini.”