REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang melanda Jakarta tak hanya merendam pemukiman penduduk. Dinas Pendidikan DKI Jakarta mencatat, hingga Ahad (19/1), tak kurang dari 50 gedung sekolah ikut terendam air.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, Jakarta Utara menjadi wilayah dengan jumlah sekolah terendam banjir terbanyak. Sebanyak 30 persen sekolah di wilayah tersebut terpaksa meliburkan siswanya akibat banjir. "Kegiatan belajar mengajar di sekolah ditiadakan. Siswa diminta untuk belajar di rumah," kata Taufik.
Selain itu, ada juga sekolah yang dijadikan tempat pengungsian. Di Jakarta Utara, ada tiga komplek sekolah yang dijadikan sebagai posko pengungsian korban banjir, yaitu SDN Kapuk Muara 01 dan 02, SDN Penjaringan 03, 04, 05 serta SDN Sunter Jaya 01 dan 06.
Hal yang berbeda terjadi di SMKN 35 Jakarta Barat. Menurut Taufik, gedung sekolah tidak kebanjiran. Namun 50 persen siswa dan guru tidak masuk karena rumah mereka serta akses menuju sekolah terendam.
Hingga saat ini, lanjut dia, baru ada satu sekolah yang dilaporkan rusak akibat banjir. Sekolah itu yakni SDN 08 Duren Sawit yang tembok pagarnya roboh diterjang air.
Kalaupun ada kerusakan, kata dia, hanya berupa buku-buku yang terendam. Seperti yang terjadi di SDN Bidara Cina 03. Menurut Taufik, semua buku paket di sekolah yang berada di lokasi langganan banjir tersebut terendam air. Selain buku paket, lanjut dia, sejumlah dokumen penting dan berkas-berkas siswa juga terendam. Banjir yang datang saat malam hari, membuat pihak sekolah tidak sempat menyelamatkan buku-buku.
"Kerusakan lain paling hanya kursi dan meja saja yang terendam. Itu tidak terlalu masalah, karena bisa dipakai kembali apabila banjir sudah surut," ujar dia.