Ahad 19 Jan 2014 20:40 WIB

Banjir Jakarta Diperkirakan Berkurang Pada 2016

Aktivitas warga di Jalan KH Abdullah Syafei yang tergenang banjir akibat meluapnya Kali Ciliwung di Kampung Melayu, Jakarta, Sabtu (18/1). (Republika/Prayogi)
Aktivitas warga di Jalan KH Abdullah Syafei yang tergenang banjir akibat meluapnya Kali Ciliwung di Kampung Melayu, Jakarta, Sabtu (18/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial Andi Arief memperkirakan banjir yang melanda Jakarta akan berkurang drastis pada tahun 2016 dengan catatan pembangunan sodetan di Sungai Ciliwung selesai pada Maret 2015.

"Catatan Banjir pada tahun 1996, 2002, dan 2007 terjadi karena debit yang melewati Bendung Katulampa lebih dari 600 meter kubik per detik. Bahkan, pada tahun 2010 mencapai rekor 630 meter kubik per detik," katanya, Ahad (19/) malam.

Ia menjelaskan bahwa Katulampa adalah sistem peringatan dini banjir Jakarta (Jakarta Flood Warning System) bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya. Adapun lebar bendung 114 meter yang terdiri atas lebar bendung utama 82 meter dan lebar bendung untuk irigasi 32 meter.

Andi Arief mengemukakan bahwa air dari hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung melalui Bendung Katulampa mengalir melalui daerah Depok akhirnya sampai di Pintu Air Manggarai yang terdapat dua pintu utama yang menuju Kali Ciliwung lama, Istana, dan pintu utama ke Kanal Banjir Barat.

Selain posisi geologisnya, menurut dia, ternyata persoalan serius selama ini dihadapi adalah Kanal Banjir Barat dari Pintu Air Manggarai yang memiliki keterbatasan daya tampung yang hanya 290-340 meter kubik per detik.

Dengan demikian, kata Andi Arief, apabila debit air yang tercatat di Bendung Katulampa berkisar antara 275-441 meter kubik per detik, status Jakarta adalah Siaga 2. "Jika debit air yang tercatat di atas 441 meter kubik per detik, status Jakarta adalah Siaga 1," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa status siaga satu dan dua merupakan peringatan kepada warga penduduk DKI Jakarta yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung untuk bersiap menghadapi luapan genangan Sungai Ciliwung. Andi Arief menekankan bahwa laporan informasi tentang perubahan ketinggian muka air dan debit diperbarui setiap setengah jam.

Dijelaskan pula bahwa peningkatan debit signifikan di Bendung Katulampa terjadi sejak 1985. Beberapa kali debit air yang melimpas mencapai angka 600 meter kubik per detik. Guna mengantisipasi luapan banjir Sungai Ciliwung, kata dia, pemerintah pusat telah membangun infrastruktur Kanal Banjir Timur yang didesain untuk membagi beban kiriman dari hulu DAS Ciliwung direncanakan mampu menampung 350 meter kubik detik.

"Pada bulan Maret 2015, pembangunan sodetan ini sesuai dengan laporan Kementerian Pekerjaan Umum selesai. Jadi, 2016 banjir akan berkurang drastis," tegasnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement