REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan pembangunan rumah susun (rusun) menjadi solusi permanen untuk mengatasi bencana banjir yang hampir setiap tahun melanda Ibukota DKI Jakarta.
"Kita memerlukan solusi permanen untuk atasi banjir, yaitu bangun rumah susun di sepanjang Ciliwung. Tidak ada cara lain lagi, semakin lama Pemerintah membangun rusun maka semakin lama rakyat menderita," kata Jusuf Kalla dalam jumpa pers di Markas PMI Pusat Jakarta, Ahad (19/1).
Dengan adanya rumah susun, lanjutnya, maka wilayah resapan air di sepanjang Sungai Ciliwung menjadi lebih luas. Dia memperhitungkan jika rumah memerlukan luas tanah 10 hektare, maka dengan rumah susun hanya memakan satu hektare untuk bangunan dan sisanya dapat digunakan untuk resapan air. "Hanya itu caranya, di Singapura begitu, di Kuala Lumpur juga demikian. Hanya di Jakarta saja tidak dilaksanakan," jelasnya.
Menurut perhitungan Jusuf Kalla, pembangunan rumah susun untuk warga di bantaran Sungai Ciliwung memerlukan biaya sekira Rp7 triliun untuk 25.00 kepala keluarga. "Dibangun dulu rusunnya, baru rakyat kemudian pindah satu per satu. Masa kita dari dulu begini-begini terus. Dan masyarakat, saya tanya kemarin, menerima asal rumahnya menjadi lebih baik," ujarnya.
Selain solusi pembangunan rusun, maka Pemerintah juga harus lebih cinta lingkungan dan menggalakkan program ramah lingkungan kepada masyarakat. "Bersahabatlah dengan alam, jangan melawan alam. Negara juga harus bersahabat dengan alam, jangan mencederai alam dengan membongkar hutan dan mengotori sungai," kata wakil Presiden periode 2004-2009 itu.
Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di DKI Jakarta, khususnya di bantaran sungai dan bagian utara Jakarta, telah memaksa sedikitnya 30.784 jiwa tinggal di 140 titik pengungsian. Banjir akibat luapan air sungai disertai hujan deras merendam 564 RT, 349 RW dan 74 kelurahan di 30 kecamatan di Ibukota, hingga menewaskan sedikitnya tujuh warga.