REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Lebih dari satu juta buku bekas saat ini dijual dalam acara yang disebut-sebut sebagai festival buku terbesar di Australia. Banyak pengunjung sudah mengantre sebelum acara dibuka Jumat (18/01) lalu, di Brisbane. Acara bernama Lifeline Bookfest ini digelar selama 10 hari, mulai tanggal 18 hingga 27 Januari tahun ini.
Menurut penyelenggaranya, ini adalah festival buku terbesar dalam kategorinya di seluruh Australia. "Ada lebih dari 1 juta buku di atas meja yang panjangnya sekitar 4 kilometer," jelas koordinator acara, Anna Masci. "Kita juga menjual DVD, piringan hitam, CD, permainan puzzle, permainan papan [seperti monopoli], piranti lunak komputer, alat tulis, majalah."
Seluruh barang-barang yang dijual dalam festival ini adalah hasil sumbangan. Seringkali, harga jualnya jauh lebih rendah dibanding harga beli awal. "Ada kawasan [untuk barang seharga] 1 dollar, kawasan 2,5 dollar, dan kawasan kualitas tinggi, yang barang-barangnya dihargai khusus," jelas Masci.
Salah satu pengunjung, Cheryl Parfitt, mengatakan bahwa Ia berencana menghabiskan waktu seharian untuk berbelanja. Ia mengoleksi buku anak-anak. "Seratus, mungkin 200...dan saya akan kembali saat hari diskon," ucapnya, "Mulai dari cucu saya hingga sepupu, keponakan-semua akan saya beri buku."
Tahun ini, acara Bookfest di Brisbane mendapat bantuan 600 sukarelawan. Seluruh dana hasil dari acara yang telah diadakan sejak 25 tahun lalu ini akan disalurkan pada layanan Lifeline di Queensland.
Layanan tersebut memberi bantuan bagi warga Australia yang mengalami krisis atau depresi. "Tahun lalu, kami mengumpulkan dana 1,1 juta dollar, yang merupakan jumlah yang memecahkan rekor bagi kami," cerita Masci.
Terkadang, di festival ini dijual buku-buku yang amat berharga, seperti buku yang ditandatangani pemain cricket terkenal Richie Benaud, cerita salah satu sukarelawan.