REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --Koalisi Nasional Suriah pada Senin mengancam tidak akan menghadiri konferensi perdamaian pekan ini dan Amerika Serikat mengeluarkan peringatan setelah PBB mengundang Iran ke pertemuan itu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan membuat undangan itu untuk menghadiri perundingan di Swiss sejak Rabu setelah Teheran berjanji memberikan peran positif dan konstruktif dalam usaha menghentikan perang saudara tiga tahun di Suriah.
Tetapi Koalisi Nasional Suriah segera mengatakan pihaknya akan mundur dari perundingan-perundingan itu kecuali undangan kepada Iran yang pendukung penting Presiden Suriah Bahar al-Assad dibatalkan.
AS mempertimbangkan, mendesak Iran mendukung seruan pembentukan pemerintah transisi di Suriah atau undangan itu dibatalkan. Jika Iran datang, maka ada 40 negara dan satu kelompok badan regional pada pembukaan perundingan itu, yang akan merupakan usaha diplomatik paling intensif untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang itu.
Perundingan antara pemerintah Bashar dan oposisi menurut rencana akan dimulai di Jenewa, Jumat.
Ban dalam satu jumpa wartawan mengatakan ia mengirim satu undangan kepada Teheran setelah perundingan-perundingan alot selama dua hari dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Menlu Zarif dan saya sepakat bahwa tujuan perundingan-perundingan itu adalah untuk membentuk satu pemerintah peralihan dengan kekuasaan eksekutif penuh," kata Ban kepada wartawan.
"Ia menjamin saya lagi dan lagi bahwa Iran, jika mereka diundang, akan memainkan satu peran sangat positif dan konstruktif," kata Sekjen PBB itu.
Tetapi Louay Safi, juru bicara Koalisi Nasional Suriah, yang baru Sabtu memutuskan akan menghadiri konferensi itu, mengumumkan di akun Twitter kelompok itu bahwa oposisi akan mundur" kecuali Ban Ki-moon membatalkan undangan kepada Iran itu".
Ancaman itu datang hanya beberapa jam setelah pemimpin internasional memuji keputusan koalisi untuk menghadiri perundingan-perundingan itu.
AS dan negara Barat lain menentang kehadiran Iran pada pertemuan itu selama negara itu menolak menyetujui satu komunike yang disahkan oleh negara kuat dalam pertemuan di Jenewa 30 Juni 2012, yang menyerukan pembentukan pemerintah transisi di Suriah.
Washington mengeluarkan satu seruan baru bagi satu tanda jelas dari Teheran, pendukung keuangan dan militer bagi Bashar, bahwa negara itu mendukung usaha membentuk pemerintah peralihan.
"AS menganggap undangan Sekjen PBB itu kepada Iran untuk menghadiri konferensi Jenewa II mendatang dengan syarat Iran mendukung penuh komunike Jenewa tu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki dalam satu pernyataan.
Ban, yang bersama dengan Rusia mendukung kehadiran Teheran, mengatakan ia mengharapkan ada sejumlah pernyataan oleh pemerintah Iran.
"Saya sangat yakin bahwa Iran harus ikut serta dalam solusi krisis Suriah," katanya.
Ban mengatakan bahwa, sebagai tuan rumah konferensi pwrdamaian itu, ia juga mengundang Australia,Bahrain, Belgia, Yunani, Luksemburg, Mexico, Belanda, Korea Selatan dan Vatikan.