REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan waspada terhadap ancaman bencana banjir luapan Sungai Cimanuk yang melanda permukiman penduduk kawasan perkotaan dan utara Garut pada musim hujan.
"Warga yang tinggal sekitar Sungai Cimanuk, terutama di hilirnya, diminta waspada terhadap luapan sungai karena debit air Sungai Cimanuk meningkat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya, Senin (20/1).
Ia menuturkan bahwa debit air Sungai Cimanuk mulai menunjukkan peningkatan akibat curah hujan yang tinggi dan terjadi hampir merata di Kabupaten Garut sejak beberapa hari ini. Tercatat dari Pintu Irigasi Cimanuk, Kecamatan Bayongbong, kata Dikdik, debit air Sungai Cimanuk meningkat 200 persen, mengalirkan air sebanyak 13.500 liter per detik dari kondisi normal hanya 4.500 liter per detik.
"Tercatat hari Senin ini debit air di Pintu Irigasi Cimanuk Bayongbong mengalirkan air sebanyak 13.500 liter per detik sehingga permukaan air sungai naik," katanya.
Dikdik mengatakan bahwa Sungai Cimanuk merupakan sungai terbesar di Garut yang berhulu di Gunung Papandayan, kemudian mengalir ke kawasan perkotaan Garut dan wilayah utara hingga ke hilir daerah Sumedang, Malajengka, Kuningan, dan Indramayu.
Meningkatnya debit air Sungai Cimanuk tersebut, menurut dia, merupakan ancaman akan terjadi bencana banjir akibat luapan air sungai yang melanda permukiman penduduk yang berada sekitar aliran sungai tersebut.
"Banjir di Garut berada pada peringkat ketiga yang paling sering terjadi banjir. Pada tahun sebelumnya, ada 2.245 kepala keluarga mengalami kerugian akibat terendam banjir," kata Dikdik.
Ia menambahkan ancaman banjir bukan hanya dari luapan air Sungai Cimanuk, melainkan sejumlah sungai besar lainnya di wilayah selatan Garut yang mengalir ke Samudra Hindia. Selain itu, kata dia, anak-anak sungai wilayah selatan maupun perkotaan dan utara Garut berpotensi menyebabkan bencana banjir jika masyarakat tidak menjaga lingkungan sekitar, seperti membuang sampah ke sungai.
"Bencana banjir bisa saja terjadi di anak-anak sungai Cimanuk dan di selatan kalau ada sampah yang menyumbat aliran sungai. Maka, jangan buang sampah sembarangan ke sungai," kata Dikdik.