REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari sepekan sejak Jakarta terkepung banjir. Tim rescue PKPU yang bersiaga di posko-posko banjir Jakarta dan posko banjir Bekasi, Tangerang, dan Karawang, tak hanya melakukan aksi evakuasi korban banjir yang terjebak di dalam rumah mereka, tetapi juga membuka dapur air untuk korban banjir di pengungsian.
Dapur air dibuka di antaranya di Kampung Melayu dan di daerah kembangan, Jakarta Barat, sejak Senin (20/1). Dapur air PKPU adalah dapur umum yang tak hanya menyediakan nasi bungkus atau air menirela belaka, tetapi juga kopi, teh, susu, bubur dan susu bayi, popok bayi dan pembalut khusus wanita. “Dapur air akan terus dibuka hingga Jakarta telah dinyatakan aman, dan para pengungsi telah pulang ke rumah masing-masing.” Demikian dilaporkan Subur Rohjinawi, selaku koordinator rescue PKPU.
Selain penyediaan berbagai kebutuhan secara gratis di dapur air, tim rescue juga menyampaikan bantuan dari banyak pihak kepada korban banjir. David Chalik, satu dari sekian dermawan yang tersentuh hatinya kepada penderitaan korban banjir, turut menyalurkan bantuannya melalui tim rescue PKPU. Mengingat masih banyaknya kebutuhan para pengungsi banjir di pengungsian, terutama kebutuhan untuk kelompok rentan yaitu; bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia, sangat dibutuhkan uluran tangan dari dermawan yang lain.
Diketahui, banjir Jakarta, diprediksi masih akan terus mengancam ibukota hingga pertengahan Februari yang akan datang. Banjir terus menggenangi beberapa wilayah, khususnya permukiman di bantaran sungai dan di bagian utara Jakarta. Data sementara dari Pusdalops BPBD DKI Jakarta tercatat 30.784 jiwa mengungsi di 140 titik pengungsian. Sebanyak 48.263 jiwa (10.520 KK) terdampak langsung dari banjir. Daerah yang terendam banjir meliputi 564 RT, 349 RW, 74 kelurahan di 30 kecamatan. Korban meninggal dunia
tercatat 7 orang
"Kita optimalkan dapur air ini, karena ini yang mereka butuhkan setiap hari," ujar SUkismo,humas PKPU kepada ROL, Selasa (21/1).