REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi penanaman modal sepanjang 2013 melebihi target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2010-2014. Total investasi pada 2013 tercatat sebesar Rp 398,6 triliun. Sementara itu, target yang ditetapkan untuk 2013 tercatat sebesar 390,3 persen.
Perolehan investasi pada 2013 meningkat 27,3 persen year on year (yoy). Investasi terbagi dua yakni, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). PMDN tercatat sebesar Rp 128,2 triliun, meningkat 39 persen yoy. PMA meningkat 22,4 persen atau mencapai Rp 270,4 triliun.
Kepala BKPM, Mahendra Siregar, mengatakan kenaikan PMDN yang lebih tinggi menjadikan kontribusi PMDN meningkat ke 32,2 persen. "Tahun sebelumnya, kontribusi PMDN sebesar 29,4 persen," ujar Mahendra dalam Konferensi Pers Realisasi Penanaman Modal, Selasa (21/1).
Sektor listrik, gas dan air masih mendominasi investasi PMDN dengan porsi sebesar 20,2 persen atau mencapai Rp 25,8 triliun. Disusul dengan pertambangan dengan porsi sebesar 14,6 triliun atau mencapai Rp 18,8 triliun.
"Investasi di listrik dan air bagus karena masuk sektor infrastruktur. Memang kita harap dan coba fasilitasi sejauh mungkin. Pada gilirannya akan memberikan multiplier effect," ujar dia. Multiplier effect yang dimaksud adalah penyerapan tenaga kerja.
Sementara itu, PMA didominasi oleh sektor pertambangan dengan jumlah investasi sebesar 4,8 juta dolar AS. Sektor kedua yang mendominasi adalah industri alat angkutan dan transportasi dengan total nilai 3,7 juta dolar AS.